.
Thursday, December 12, 2024

Periksa Saksi Termasuk Penyelenggara Pesta Wisuda

Polisi Buru Pelaku Pengeroyokan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Polres Malang buru pelaku pengeroyokan yang menewaskan Krisnael Murri, mahasiswa salah satu PTS di Kota Malang. Di sisi lain, Polresta Malang Kota memastikan kondisi Kota Malang kondusif.

Kasat Reskrim Polres Malang Iptu Wahyu Rizki Saputro mengatakan pihaknya tengah mencari keberadaan para pelaku. “Kami fokus melakukan proses pemeriksaan terus. Kami juga tengah melakukan pengejaran di lapangan,” ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (26/6) kemarin.

Diberitakan sebelumnya, pengeroyokan yang menewaskan Krisnael Murri  23 tahun, Minggu (25/6) dini hari berbuntut panjang. Peristiwa itu terjadi di komplek warung dan kafe yang berlokasi di Jalan Karyawiguna Desa Tegalgondo   Karangploso Kabupaten Malang. Warung tempat pesta porak-poranda.

Sekelompok orang yang diduga teman korban mencari pelaku. Terjadi ricuh di sejumlah tempat dan aksi sweeping di beberapa kawasan. 

Lebih lanjut Kasat Reskrim Iptu Wahyu Rizki Saputro mengatakan pihaknya juga memeriksa saksi lain. Pemeriksaan juga dilakukan di Mapolsek Karangploso, kemarin. Dari pemeriksaan terhadap mahasiswa yang terlibat keramaian saat kejadian, warga, dan beberapa pihak lain.

“Ada yang diperiksa di Polres Malang dan ada yang di Polsek Karangploso,” katanya. Jumlahnya belum diketahui secara total karena masih bertambah. Namun sementara ini lebih dari 10  orang.

Ia menegaskan akan melakukan upaya pengusutan terhadap terduga pelaku, baik pengeroyokan maupun perusakan.

Kasi Humas Polres Malang Iptu Ahmad Taufik menerangkan, selain mahasiswa rekan korban maupun peserta pesta perayaan wisuda, panitia pesta juga dimintai keterangan. “Yang diperiksa Polres Malang itu panitia kelulusan yang di kafe, teman-teman dari korban lebih dari lima orang. Dan beberapa saksi warga,” ungkap Taufik.

Sementara itu Polresta Malang Kota dibantu Satpol PP Kota Malang dan Kodim 0833/Kota Malang berdialog dengan kelompok massa yang merupakan mahasiswa dari kelompok yang berseteru.

Kabag Ops Polresta Malang Kota Kompol Supiyan mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai upaya cipta kondisi. Setelah sebelumnya marak informasi aksi sweeping dari sekelompok orang, yang mencari pelaku pembunuh rekannya Krisnael Murri.

“Kami memastikan bahwa dari kejadian tersebut tidak ada dampak lanjutan, hingga jatuhnya korban luka. Memang sempat ada ketegangan antara massa dan warga setempat, namun tidak terjadi adu fisik tidak. Kami langsung meredam aksi itu,” jelasnya kepada Malang Posco Media, kemarin siang.

Setelah aksi sweeping terjadi, petugas langsung mengendalikan situasi. Setelah proses visum, korban disemayamkan di Gotong Royong. Rencananya jenazah  Krisnael Murri dibawa ke daerah asalnya di di Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT, Minggu (25/6) malam.

Lebih lanjut dia menyebutkan  seusai dialog yang dipimpin Wakapolresta Malang Kota AKBP Apip Ginanjar, massa meminta kembali ke tempat tinggalnya. Mereka yang kebanyakan tinggal di rumah kontrakan yang berada di Kecamatan Lowokwaru, juga turut difasilitasi.

Namun sebelum massa kembali ke tempat tinggalnya,  kepolisian langsung berkoordinasi dengan berbagai pihak. Mulai dari tokoh masyarakat, jajaran Ketua RT dan RW, serta petugas polsek dan koramil.

“Dari sana kami sepakat menandatangani surat perjanjian bermaterai,” lanjutnya.

Di surat perjanjian yang diteken para pihak itu, terdapat tiga butir poin perjanjian yang disepakati. Pertama, yakni ucapan permohonan maaf atas aksi dari kelompok massa yang membuat warga resah.

Poin kedua  kesanggupan  bertanggung jawab  atas pembinaan kelompok muda dari kelompok massa tersebut. Apalagi dalam hal ini, sebagian besar massa adalah mahasiswa.

“Poin ketiga, mereka menyanggupi bahwa pihaknya akan bertanggung jawab atas keperdataan. Hal ini berupa biaya berobat bagi yang terdampak, serta kepada pihak yang mengalami kerugian material akibat aksi, akan terbuka upaya win win solution,” lanjut perwira dengan pangkat satu melati emas di pundaknya itu.

Usai dilaksanakan proses dialog, pihaknya masih tetap bersiaga. Pasalnya  pada dialog sebelumnya, tuntutan terbesar dari massa adalah proses hukum, atas kematian rekannya.

Karena kejadian tersebut berada di wilayah Kabupaten Malang, sehingga seluruh proses penanganan dilakukan oleh Satreskrim Polres Malang. Sampai saat ini, proses hukum masih berlanjut.

“Kami sudah menyampaikan bahwa proses hukum sedang berjalan. Dan kami menjelaskan bahwa penetapan tersangka tidak serta merta, dan harus sesuai tahapan. Kami di Polresta Malang Kota masih terus bersiaga, hingga kondisi benar-benar aman. Ada sebanyak satu pasukan setingkat kompi (ssk), dari TNI dan Polriserta  Satpol PP, yang bersiaga,” tandasnya.

Wali Kota Malang Drs H Sutiaji juga memberi perhatian serius terhadap masalah yang terjadi. Orang pertama di Pemkot Malang itu sudah menginstruksikan perangkat daerah terkait untuk mengumpulkan organisasi  daerah (orda) mahasiswa yang ada di Kota Malang dalam pekan ini.

Ini dilakukannya menyusul keributan sebagai dampak dari kasus pengeroyokan yang menewaskan Krisnael Murri.

“Saya sudah instruksikan Bakebangpol kumpulkan orda-orda. Secepatnya,” tegas Sutiaji saat dimintai tanggapannya, kemarin.

Ia memberikan pesan kepada mahasiswa-mahasiswa yang ada di Kota Malang, darimanapun asalnya agar tetap menjunjung tinggi norma dan adat istiadat daerah yang ditempati. Untuk tetap menjaga ketertiban dan kerukunan satu sama lainnya.

 “Ini adalah Indonesia. Jangan sampai Anda itu melakukan kegiatan-kegiatan yang kontradiktif. Sekali lagi, saya pun juga menyampaikan, ketika kita berkeinginan untuk membuat kericuhan di daerah lain, tolong diingat bahwa kita satu, Indonesia, jadi hakikatnya harus bisa menjaga damai di manapun daerahnya,” papar Sutiaji.

Warga Kota Malang lanjut Sutiaji, sejatinya bijaksana dan dewasa menghadapi situasi yang terjadi. Dan tetap tenang mengatasi masalah yang ada di sekitar pasca kejadian.

Hal tersebut menurutnya dibuktikan dengan adanya pertemuan warga dengan perwakilan mahasiswa yang dilakukan, Senin (26/6) kemarin.

“Warga kita sudah arif, sudah bijak. Semalam itu sudah sampai setengah tiga dini hari, sudah diamankan. Juga sudah dilakukan pertemuan dari perwakilan mahasiswa pagi tadi. Terus dengan apel juga di Unitri apel bersama pagi ini. Ini semua kita lakukan demi menjaga kondusivitas di bumi Arema yang kita cintai,” paparnya.

Di sisi lain, Sutiaji menganggap semuanya  merupakan anak bangsa sehingga perlu mendapatkan pembinaan dan pendidikan. Ia meminta agar seluruh pihak tidak bersikap apriori terhadap mahasiswa yang terlibat, melainkan memberikan pengertian dan pendampingan yang tepat.

Untuk itu ia juga sudah menginstruksikan perangkat wilayah seperti ketua RT dan RW  berperan aktif dalam menghadapi situasi ini. Pemkot Malang, sambungnya, juga akan bertindak tegas terhadap siapa pun yang terlibat dalam mengusut pembunuhan yang terjadi serta mendukung sepenuhnya upaya penegakan hukum.

“Perangkat wilayah  juga sudah mengingatkan bahwa pemerintah tidak diam, siapa yang berbuat ya itu nanti kita akan proses. Dan masyarakat mendukung sepenuhnya membantu bagaimana supaya orang yang kemarin melakukan kejahatan dalam hal ini pembunuhan seorang mahasiswa dari salah satu kampus swasta, warga  siap untuk ikut mencari. Intinya di sini kita sama-sama  berupaya menjaga kondusivitas,” katanya.

Kepala Badan  Kesbangpol  Kabupaten Malang Mumuk Hadi Martono berpesan agar semua pihak berkepala dingin dalam menyelesaikan persoalan.

Mantan Camat Dampit  ini sendiri mengaku Pemkab Malang

tidak pernah berhenti melakukan pendekatan kepada kelompok-kelompok pendatang. Terutama mereka yang berasal dari luar Jawa. Pendekatan ini dilakukan, agar para pendatang  mendukung terciptanya keamanan dan dan ketertiban masyarakat di wilayah Kabupaten Malang.

“Secara domisili, mereka para pendatang ini banyak yang tinggal di wilayah Kota Malang. Tapi juga ada yang di Kabupaten Malang. Kami pun sudah melakukan pendekatan. Mengundang kelompok-kelompok pendatang itu, untuk sama-sama mendukung kondusivitas wilayah.  Tapi faktanya masih seperti ini,’’ katanya.

Seiring dengan kondisi ini, Mumuk  mengatakan akan kembali mengundang kelompok pendatang agar duduk bersama.

“Kami menunggu sampai kondisinya betul-betul tenang. Sekaligus kami berkoordinasi dengan polres dan kodim. Karena apapun ini menyangkut masalah keamanan. Prinsipnya kami akan terus mengajak mereka  menjaga keamanan dan ketentraman wilayah,” pungkasnya. (tyo/den/rex/ica/ira/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img