Malang Posco Media, Malang – Kepolisian Resor (Polres) Malang mulai melakukan penyelidikan intensif usai ditemukannya seorang pemuda berinisial SR (19) dalam kondisi tak bernyawa di rumahnya, di Dusun Baran, Desa Urek-Urek, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Jumat (5/7) kemarin.
Kasihumas Polres Malang, Ipda Dicka Ermantara, mengonfirmasi kejadian tersebut dan menyatakan bahwa tim identifikasi dari unit Reskrim Polsek Gondanglegi telah melakukan olah TKP.
“Petugas yang menerima laporan langsung melakukan olah TKP dan mengumpulkan barang bukti serta petunjuk,” ungkap Ipda Dicka, Sabtu (6/7).
Penemuan mayat korban SR yang merupakan siswa sebuah SMK di Gondanglegi bermula saat sang ibu menemukan putranya tersebut dalam posisi terlentang di ruang tamu. Awalnya, sang ibu mengira SR sedang tidur sehingga tidak membangunkannya. Namun, sekitar pukul 15.00 WIB, ibu korban mencoba membangunkan SR untuk makan. Betapa terkejutnya ketika ia menemukan tubuh SR sudah kaku dan tidak bernafas.
“Kami masih menunggu hasil autopsi guna penyelidikan lebih lanjut. Kami berupaya mengungkap apakah ada tindak pidana dalam kasus ini,” terangnya.
Ibunya SR, Yuliatin, 41 bersama anggota keluarga lainnya Wawan Mathuri dan Umi Fauziah menyampaikan bila Roni, nama sapaan korban, ditemukan tak bernafas di ruang tamu rumahnya setelah diantar diduga oleh tiga orang.
“Roni diantar pulang ke rumah mungkin oleh tiga orang pada jam satu dini hari. Kemudian sorenya diketahui tubuh Roni dalam kondisi kaku, sudah dingin, dan tidak bergerak,” ujar Wawan, Sabtu (6/7).
Disampaikan pria berusia 48 tahun tersebut, bila Roni diantar pulang usai berkunjung ke rumah pacarnya di Dusun Prembangan Desa Sawahan Kecamatan Turen. Satu bulan belakangan, lanjut Wawan, memang sering berkunjung ke rumah pacarnya.
Hal yang membuat keluarga merasa ada yang tidak wajar diperkuat dengan luka-luka yang terdapat di wajah bagian kanan Roni. Kemudian untuk menutupi luka, posisi tubuh korban saat ditemukan seakan-akan dalam kondisi tertidur dengan posisi miring ke kanan dan tangan sebagai bantal. Hal ini diduga dilakukan saat para pengantar Roni ke rumahnya.
“Adek dan ibunya mengira sedang tertidur. Adeknya ini kemudian menyelimuti masnya (Roni) karena mengetahui tubuhnya dingin. Tapi pada saat itu belum sadar kalau Roni sudah meninggal,” lanjut Wawan sekaligus sebagai Pamannya Roni.
Ibunya Roni, Yuliatin mengalami gangguan dalam penglihatannya. Kendati putranya tidak biasanya tidur di ruang tamu, namun Yuliatin membiarkan agar tidak keluar rumah kembali. Sebab, Roni disebut sering keluar rumah bermain dengan teman-temannya.
“Wajah yang luka di bagian mata dan hidung. Pakaiannya juga kotor semua kena tanah,”, sambung anggota keluarga lainnya, Umi Fauziah. Karena ditemukan dalam kondisi tidak wajar inilah pihak keluarga melapor kepada pihak berwajib.
Lebih lanjut, perempuan berusia 40 tahun itu menjelaskan, saat beberapa orang diduga mengantar Roni dini hari itu kondisi sekitar sepi. Warga sudah pada terlelap tertidur. Namun seperti biasa pintu rumah tidak terkunci. (ian/den/aim)