Kapolres Sayangkan Miskomunikasi Pihak Keluarga
MALANG POSCO MEDIA, MALANG-Kasus hilangnya Nazwa Aulia (NA), 17 tahun, gadis asal Desa Ringinkembar Sumbermanjing Wetan sempat menggegerkan publik. Sejak dugaan Human Trafficking (Perdagangan Orang) mencuat hingga ditemukan di Surabaya, kini ia kembali ke keluarganya. Polres Malang memastikan kasus tersebut berujung damai.
Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat mengungkapkan bahwa Satreskrim telah menghentikan penyelidikan. Hal ini setelah pihak keluarga terduga korban, yakni orang tua Nazwa Aulia mencabut laporan. Pencabutan laporan tersebut dilakukan ayah korban yakni Nasihin setelah NA ditemukan di Surabaya pada Jumat (20/5).
“Setelah kepulangan dari Surabaya kedua belah pihak sudah di pertemukan, didampingi kepala desa juga. Orang tua yang bersangkutan telah menarik laporannya yang sebelumnya diajukan ke Polres Malang,” ujar Ferli saat dikonfirmasi, Minggu (22/5).
Ia menuturkan, apa yang terjadi pada NA bisa dibilang bukan penculikan melainkan sebuah kesalahpahaman. Yang mana disebabkan kurang komunikasi pihak keluarga korban. Kedua belah pihak telah saling menyampaikan klarifikasi yang berujung pada perdamaian.
“Saat ini kedua belah pihak telah berdamai,” terang Perwira dengan dua melati di pundaknya itu.
Sebelumnya, cerita penemuan NA bermula ketika adanya informasi jika NA berada di salah satu rumah yang berada di kawasan Barata Jaya, Kota Surabaya. Di tempat tersebut NA telah bekerja sebagai asisten rumah tangga majikannya yang bernama Herman.
Sang majikan juga telah memberikan keterangan jika NA diminta untuk mematikan ponsel selama beberapa hari agar fokus bekerja. Polisi juga menerima fakta jika aturan tersebut telah disepakati secara lisan dengan Nasihin ayah NA.
Kini, NA telah pulang ke rumahnya di Desa Ringinkembar kembali ke keluarganya. Kapolres mengungkapkan, pihaknya menyayangkan adanya kejadian ini. Menurutnya, ada masalah komunikasi yang kurang terbangun.
“Saya berharap bagi warga untuk bisa lebih berhati-hati khususnya terhadap orang baru yang ingin mempekerjakan anggota keluarga. Penting bagi perangkat desa lebih aktif terhadap kedatangan orang dari luar wilayahnya. Masalah ini memang bentuk kurangnya membangun komunikasi antara warga dengan pihak yang ingin mempekerjakan anaknya,” tutur Ferli. (tyo/ggs)