MALANG POSCO MEDIA – Pupuk organik kini menjadi kebutuhan mendesak bagi pertanian modern yang berkelanjutan. Di tengah tantangan perubahan iklim, penurunan kesuburan tanah, serta dampak negatif penggunaan pupuk kimia berlebih, pupuk organik hadir sebagai solusi ramah lingkungan.
Tak hanya itu, pupuk organik mampu menjaga kesehatan tanah sekaligus meningkatkan produktivitas tanaman. Menjawab tantangan tersebut, Tim Dosen Poltekkes Putra Indonesia Malang (PIM) melaksanakan Program Kemitraan Masyarakat (PKM).
Tim dosen yang terdiri dari Sentot Joko Raharjo, Anisa Lailatusy Syarifah, dan Milda Lailatul Mukarromah memberi edukasi dan pendampingan kepada Gapoktan Bantur Berkah Mandiri, Desa Bantur, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang.

Program ini berfokus pada standarisasi dan optimasi formulasi Pupuk Organik Cair (POC) berbasis PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria). “Melalui kegiatan dan pendampingan secara intensif, petani akan mampu menghasilkan POC-PGPR berkualitas standar, ramah lingkungan, dan efektif meningkatkan pertumbuhan tanaman,” tutur Sentot Joko Raharjo.
Dijelaskan dia, keunggulan formulasi POC-PGPR ini, proses fermentasi lebih singkat, hanya 14 hari (dibandingkan metode konvensional 21–30 hari). “Kandungan nutrisi lebih optimal berkat penggunaan biodekomposer PGPR,” tambahnya.
Bahkan, dosis pemakaian sederhana, yakni pengenceran 1:15 (10 mL POC dengan 150 mL air) dan dapat terbukti meningkatkan hasil panen hingga 25%, terutama pada padi dan sayuran organik.
“Selain itu, biaya produksi POC-PGPR sangat terjangkau, yakni sekitar Rp5.000 per liter, sehingga dapat membantu petani mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia,” papar dosen Poltekkes PIM ini.

Dengan implementasi skala besar, inovasi ini berpotensi mendukung pertanian berkelanjutan berbasis ekonomi sirkular. Sebagai bagian dari edukasi publik, proses optimasi dan standarisasi POC-PGPR ini juga didokumentasikan melalui kanal YouTube: https://youtu.be/zqrAIEtkmvs.
“Program PKM ini diharapkan tidak hanya memperkuat ketahanan pangan, tetapi juga menjadi model pemberdayaan petani lokal dalam menghadapi tantangan pertanian masa depan,” tutupnya.
Sementara itu, Ketua Gapoktan Bantur Berkah Mandiri, Ali Murtopo, SH, menyambut baik kerja sama ini. Sinergi antara tim akademisi dan petani dinilai mampu memperkuat kapasitas produksi pupuk organik cair, sehingga dapat diaplikasikan secara luas untuk mendukung ketahanan pangan lokal maupun nasional. (adv/bua))