MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Meningkatkan kesejahteraan peternak dan kualitas produk susu di Kecamatan Ngantang, Politeknik Kesehatan (POLTEKKES) PIM secara aktif terlibat dalam Program Dana Padanan atau sebelumnya dikenal dengan Matching Fund di bulan Agustus – Oktober 2024.
Dalam program itu, POLTEKKES PIM memberi pendanaan kepada perguruan tinggi dan industri atau mitra yang berkolaborasi dalam pengembangan inovasi melalui platform Kedaireka Rekacipta kegiatan yaitu “Inovasi Teknologi Pasca Panen Susu di KUD Sumber Makmur”.
“Kegiatan kolaborasi dengan KUD Sumber Makmur merupakan implementasi dari kegiatan dana padanan atau matching fund yang diperoleh POLTEKKES PIM dengan menggandeng KUD Sumber Makmur Ngantang sebagai mitra,” ujar Direktur POLTEKKES PIM, Dr. apt. Erna Susanti, M.Biomed.
Dia mengatakan selama ini belum ada produk olahan susu yang bervariasi. “Kami membantu untuk melakukan diversifikasi produk. Dari kegiatan ini akan didapat indikator kinerja utama perguruan tinggi, seperti kegiatan magang bagi mahasiswa dalam rekognisi mata kuliah pembelajaran,” ungkapnya.
Termasuk pula, lanjutnya, dosen dapat berkegiatan di luar kampus. “POLTEKKES PIM lebih fokus pada pendampingan proses cara produksi yang baik selama di tempat poduksi agar jadi mendapat PIRT untuk dikomersialisasi. Mahasiswa melakukan pendampingan dan memastikan kualitas produk memenuhi mutu syarat pangan olahan,” terang dia.
Menurutnya, ini menjadi masukan yang berharga bagi dua mahasiswa prodi Gizi yang fokus pada produksi olahan dan tiga mahasiswa prodi Anafarma untuk menguji kualitasnya. Fitri Eka Lestari. S.Gz, M.Biomed, ketua program yang juga Kepala Prodi Gizi POLTEKKES PIM menjelaskan tim Matching Fund yang diketuainya, terdiri dari beberapa fakultas perguruan tinggi di Malang.
Mulai Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (UB), Fakultas Vokasi UB serta ITN. Tiga institusi pendidikan yang ada di Kota Malang tersebut berkolaborasi mendampingi KUD Sumber Makmur Ngantang, memberi inovasi pengolahan pascapanen susu.
Rekacipta yang dihasilkan berupa produk inovasi susu yaitu Ice Cream, Dodol Susu, Stik Susu yang semuanya diberikan fortifikasi berupa food aditive dari nano emulsi ekstrak kelor “Adanya tambahan nanoemulsi ekstrak kelor merupakan bentuk hilirisasi dari penelitian dosen POLTEKKES PIM, sehingga bisa memberikan manfaat lebih kepada masyarakat,” terangnya.
Harapan dari penambahan nano emulsi kelor mendapat value lebih pada produk yang dihasilkan oleh KUD Sumber Makmur yang sebelumnya hanya memproduksi susu pasteurisasi dan susu segar saja.
“Selain itu dalam program ini juga terdapat digitalisasi system penerimaan susu, pendampingan CPPOB, dan pengemasan produk pada KUD,” tegas dia. Rekacipta ini juga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi produksi, menjaga kualitas susu, dan memperpanjang umur simpan produk sehingga mampu bersaing di pasar yang lebih luas.
“Program ini juga memiliki misi untuk mendukung kesejahteraan peternak di Kecamatan Ngantang melalui peningkatan hasil produksi dan nilai ekonomi produk susu,” tambahnya. Melalui penerapan teknologi pasca panen yang lebih baik, diharapkan KUD dapat meningkatkan pendapatan serta memperluas akses ke pasar yang lebih kompetitif. (sir/mar)