MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Kurikulum Merdeka dengan sistem pembelajaran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang berkaitan dengan pendidikan sehari-hari, inovatif dan sudah dicanangkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A menuntut pengajar untuk inovatif dalam memberikan materi kepada peserta didik untuk berfikir inovatif dan kreatif.
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Kimia MA Kota Malang – Batu menjalin komunikasi dengan HUMAS Politeknik Kesehatan Putra Indonesia Malang (POLTEKKES PIM) dan melakukan kerjasama dalam bentuk workshop Kimia yang berkaitan dengan P5. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Tim Workshop POLTEKKES PIM mengusulkan tiga materi yakni Nano Teknologi, Pupuk Cair dan Pengendapan Logam dalam kehidupan sehari-hari.
“Penerapan Nano Teknologi dalam kehidupan sehari-hari umumnya menggunakan instrumen atau alat-alat yang memerlukan biaya yang sangat tinggi dan kami mengambil contoh salah satu penerapannya yang berhubungan dengan kefarmasian yaitu sediaan nano emulsi yang digunakan untuk bahan sediaan gel,” ujar Dr. Sentot Joko Raharjo, S.Si, M.Si, dosen POLTEKKES PIM.
“Dalam proses pembuatannya, kita menggunakan bahan minyak atsiri, etanol dan air dan peralatan perpaduan stirrer dan ultrasonic. Kedua alat ini tersedia di laboratorium yang dimiliki POLTEKKES PIM dan dicoba beberapa formulasi dari campuran tersebut dan terbentuklah nano-emulsinya sebagai bahan pewangi sedian GEL,” terangnya.
Lebih lanjut pria berkacamata ini menambahkan untuk materi lingkungan, Tim POLTEKKES PIM memilih materi pupuk cair dengan latar belakang masalah pertanian, dengan diberlakukannya saat ini Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2022 tentang pemerintah sudah menghapus subsidi pupuk.
Berdasarkan alasan itu, maka pemberian materi pupuk cair sangat berguna bagi peserta. Pupuk cair ini dibuat dengan formulasi dari limbah cucian beras, kecambah, tape dan tetes tebu yang difermentasi selama satu minggu. Formulasi ini juga telah dipakai di Lapas Kota Malang beberapa waktu lalu.
Materi ketiga berupa materi pengendapan logam, sehingga peserta dapat mengetahui kandungan bahan logam berbahaya, seperti merkuri dalam kosmetik baik yang mereka pakai ataupun kosmetik yang ada di pasaran online.
“Alhamdulillah, kegiatan itu memberi ingatan ulang tentang perbendaharaan materi. Ini bisa saya gunakan untuk menambah wawasan dan keterampilan siswa saya,” ujar Ady Siswanto, S.Pd, guru mata pelajaran Kimia MAN 2 Kota Malang. Dia berharap, acara ini diagendakan minimal setahun sekali sebagai wahana silaturrahmi dan pengembangan ilmu Kimia dalam masyarakat. (mar)