MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Ramadan begitu bermakna bagi Umat Islam. Sebagai momentum yang benar-benar istimewa dalam perbaikan karakter diri, Ramadan menjadi satu kesempatan untuk riyadah. Atau dengan arti lain melatih diri untuk semakin dekat dengan agama. Dari hal itu ada introspeksi terhadap waktu-waktu yang telah dilalui.
Dalam hal ini, SMK Negeri 4 Kota Malang menggelar Pondok Ramadan. Sama seperti yang digelar oleh sekolah pada umumnya. Hanya saja, seperti apa siswa SMKN 4 Malang memaknai bulan suci penuh Rahmat ini? Begini ulasan yang disampaikan oleh, Drs. Gunawan Dwiyono, S. ST, M.Pd., selaku Kepala SMK Negeri 4 Kota Malang.
Dia mengatakan, esensi ramadan perlu dimaknai lebih mendalam oleh anak didiknya. Terlebih jika dikaitkan dengan fenomena yang terjadi akhir-akhir ini. Para pemuda banyak turun ke jalan untuk melakukan aksi.
Maka, Gunawan berharap, siswa tidak perlu terlibat atau terprovokasi. Seperti yang terjadi pada aksi-aksi sebelumnya. Siswa harus tetap fokus pada belajar dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Khususnya siswa SMKN 4 harus lebih konsen pada peningkatan kompetensinya. Tidak perlu pecah perhatian untuk ikut-ikutan melakukan aksi. “Saya kira mereka (siswa) belum waktunya untuk melakukan demo. Lebih baik fokus belajar tidak mudah terprovokasi,” katanya saat ditemui Malang Posco Media, Selasa (12/4) kemarin.
Terlebih saat ini adalah Bulan Ramadan. Bulan umat Islam yang diwajibkan untuk berpuasa. Energi fisik yang tidak seperti biasanya (di luar Ramadan) hendaknya dimaksimalkan untuk beribadah.
Belajar merupakan bagian dari ibadah. Ditambah dengan amal-amal kebajikan yang lainnya. Dengan begitu Bulan Suci ini akan lebih bermakna. “Maka kami mengimbau pada anak-anak untuk punya pendirian yang kuat, tidak mudah dipengaruhi kepada aktivitas yang belum waktunya mereka lakukan,” imbuhnya.
Pria ramah ini menjelaskan Pondok Ramadan sangat penting untuk peningkatan keimanan. Setelah sekian lama berkutat dengan tugas belajar sesuai kurikulum kementerian, maka butuh ada waktu untuk memperdalam pengetahuan agama. Dalam artian yang lebih spesifik dan intensif. “Karena iman perlu kita maintenance, perlu diperbaharui dan diperkuat dengan kajian-kajian keislaman. Salah satunya mulai momentum pondok ramadan ini,” terangnya.
Pondok Ramadan SMKN 4 Malang digelar selama tiga hari, sejak Senin (11/4) lalu. Hari pertama siswa mendapatkan materi tentang fiqih. Yakni thaharah atau tatacara bersuci. Dilanjutkan dengan kaidah, syarat dan rukun salat.
Hari kedua, ada materi tentang akidah. Yakni rukun iman. Siswa memperdalam ilmu tentang kewajiban seorang muslim yang mukmin. Dengan memperkuat keimanan kepada Allah, malaikat, kitab suci, para nabi dan rasul, hari kiamat serta ketentuan qada dan qadar.
Sedangkan hari ketiga, siswa belajar rukun iman. Diantaranya kewajiban salat, puasa, zakat dan ibadah haji.
Ketua Pembina OSIS SMKN 4 Malang, Sulaimah, S.Pd.I mengatakan semua materi keislaman tersebut sudah disampaikan kepada siswa melalui mata pelajaran agama. Hanya saja pada kesempatan Pondok Ramadan ini, materi tersebut perlu disampaikan secara spesifik agar siswa lebih memahami. “Sebenarnya siswa sudah mengerti materi tentang salat dan puasa, hanya perlu adanya pendalaman agar lebih mantap,” terangnya.
Setiap hari sebelum masuk pada materi inti, Pondok Ramadan diawali dengan tadarus Alquran. Para siswa membaca Alquran secara berkelompok. Mereka membaca susuai dengan kaidah ilmu tajwid. Setelah itu dilanjutkan dengan tausiyah dari guru agama. (imm)