MALANG POSCO MEDIA – Pondok Pesantren Ar-Rozzaq yang diasuh KH. KH M Anas Fauzie An Nachrowi telah diresmikan, Minggu (11/6). Peresmian Ponpes yang berada di Desa Slamparejo, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang ini dilakukan setelah pembangunannya selama empat tahun. Kini dengan diresmikannya Ponpes salaf tersebut, maka pendaftaran santri juga telah dibuka. Namun, pihak Ponpes mengawali dengan fokus pada pengenalan kepada masyarakat melalui layanan belajar dan tak wajib langsung mondok.
KH. KH M Anas Fauzie An Nachrowi mengatakan, peresmian dihadiri Asisten Administrasi Umum Sekretaris Daerah Jatim Akhmad Jazuli yang mewakili Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Sejumlah tokoh agama dan tokoh masyarakat juga hadir. Masyarakat sekitar juga menyambut baik keberadaan Ponpes yang telah berdiri.
“Dari kalangan masyarakat yang berkumpul malamnya, menyatakan terima kasih. Adanya pondok membawa tambahan wacana belajar bagi anak-anak,” jelas Ustaz Anas, sapaannya kepada Malang Posco Media.
Menurut Ustaz yang viral sebagai penghulu ini, sejak dibuka pendaftaran, sampai sekarang sudah ada yang mendaftar meski belum banyak. Yang jelas puluhan calon santri sudah memastikan diri. Sedangkan yang lain masih banyak menanyakan informasi terkait Ponpes. “Mungkin sudah sekitar 24 orang. Tapi dari kalangan sekitar saja, dan dari Kota Malang,” tambahnya.
Meski belum resmi melakukan aktivitas pondok pesantren, pihaknya membuka ruang lebar bagi siapa saja yang hendak belajar di pondok. Bahkan yang berencana melakukan pembelajaran singkat demi mengenali pondok pesantren. Atau mengonsultasikan permasalahan belajar anak di sekolah hingga setingkat SMP.
Rencananya, Ponpes Ar-Rozzaq ini masih berupaya mengenalkan dan membuat nyaman masyarakat sekitar untuk mendalami dunia Pondok Pesantren. Kedepannya, Ponpes akan melakukan pembelajaran bertahap pada tafsir Al-Qur’an, Hafiz atau hafalan Al-Qur’an kitab kuning dan banyak lainnya.
“Termasuk bahasa inggris dan bahasa arab nanti. Kalau program baru belajar bersama dulu, agar anak senang dan cinta dulu untuk belajar, dari Maghrib sampai jam 9 malam. Tidak dipaksakan untuk mondok. Agar mereka senang dulu bisa menyelesaikan PR sekolah juga kita siapkan,” urainya.
Ia berharap dengan begitu akan mudah menggaet minat masyarakat untuk belajar di Ponpes Ar-Rozzaq. Ia menyebut tak ada target khusus untuk Ponpes yang diperkirakan mampu menampung hingga 360 orang santri itu. “Sementara ini kami hanya pondok pesantren saja, tapi untuk ke depannya kami siapkan juga untuk sekolah umum bagi para santri. Insyallah ada sekolah untuk jenjang SMP,” tutupnya. (tyo/bua)