MALANG POSCO MEDIA – Hasil Porprov VIII/2023 di Malang Raya harus menjadi evaluasi bersama. Meski perolehan medali emas naik, namun secara akumulasi perolehan poin masih kalah. Target posisi runner up yang digaungkan Kota Malang pun akhirnya kandas oleh Kabupaten Sidoarjo.
Kota Malang duduk di posisi tiga dengan perolehan medali total 74 medali emas, 52 medali perak dan 80 medali. Sementara runner-up Kabupaten Sidoarjo mengoleksi 97 medali emas, 90 medali perak dan 112 medali perunggu. Posisi juara umum masih dikuasai juara bertahan Kota Surabaya dengan perolehan 163 medali emas, 125 medali perak dan 110 medali perunggu.
Banyak faktor memang yang menjadi alasan dan penyebab mengapa Kota Malang akhirnya gagal menyabet posisi runner up. Selain mepetnya waktu persiapan, posisi tuan rumah Kabupaten Sidoarjo juga dituding sebagai penyebab melesatnya kota petis itu ke posisi runner up.
Dalam perhelatan Porprov, masing-masing daerah memang punya cabor andalan yang memang dipersiapkan secara matang untuk memperoleh emas. Sementara ada beberapa cabor yang terkesan kurang mendapat perhatian karena secara kalkulasi akan susah mendulang medali.
Tudingan tuan rumah yang selalu menjadi kambing hitam juga selalu mewarnai gelaran pekan olahraga. Baik tingkat daerah, regional, hingga nasional. Mindset tuan rumah selalu bisa leluasa untuk merebut medali ini yang tampaknya harus dijernihkan para pegiat olahraga di semua cabor.
Ditambah lagi tudingan dimainkannya atlet-atlet puslatda yang dipersiapkan untuk PON. Ini juga menjadi gunjingan masing-masing daerah yang gagal mendulang medali di ajang bergengsi dua tahunan tersebut. Namun tudingan-tudingan di atas tentu tak bisa dibenarkan begitu saja.
Sebagai ajang Pekan Olahraga Provinsi, tentu idealnya memang mempertemukan atlet-atlet yang memang murni binaan masing-masing KONI di daerahnya. Komitmen fair play yang selalu digaungkan dalam arena olahraga juga harus menjadi panduan seluruh pegiat olahraga.
Mulai dari atlet, pelatih, KONI serta pejabat di masing-masing daerah. Jangan karena tuan rumah terus kemudian mengalalkan segala cara asal dapat medali. Memang biaya menjadi tuan rumah dan lainnya, tak sedikit. Tapi tak serta merta semua itu harus dibalas dengan imbalan mempermudah mendapatkan medali.
Karena para peserta dari daerah kota/ kabupaten lain yang berlaga juga sama. Mereka mengeluarkan biaya, tenaga dan semuanya demi bisa berlaga di Poprov. Bukan hanya kota/ kabupaten yang dipertaruhkan, tapi juga gengsi medali yang akan dipersembahkan ke masyarakat.
Tahun 2025 mendatang, Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu akan menjadi tuan rumah bersama. Maka kesempatan emas ini harus dipergunakan sebaik mungkin. Perolehan medali emas Kota Malang naik. Begitu juga Kota Batu. Jumlah poin Kota Malang juga berbeda sedikit dengan Porprov VII lalu.
Namun pesaingnya Kabupaten Sidoarjo lebih siap dan lebih banyak memperoleh medalinya. Masih ada waktu bagi Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu untuk terus meningkatkan peringkatnya. 2025 targetnya bukan lagi runer up. Tapi bagaimana bisa menjadi juara umum, mengalahkan dominasi Surabaya.(*)