spot_img
Wednesday, February 5, 2025
spot_img

Posisinya Bagai Orang Tua hingga Pelawak, Bangga Orbitkan Bibit Pemain Putri

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nanang Habibi, Pelatih di Balik Belasan Gelar Arema Women

Coach Pepe begitu dia biasa disapa di tim Arema FC Women. Nama aslinya Nanang Habibi. Bukan karena dia pengidola Pepe, bek legenda di Real Madrid. Namun karena kebiasannya berkeliling dan pergi pulang (PP) sehingga head coach tim Ongis Kodew ini mendapatkan panggilan demikian.

MALANG POSCO MEDIA – Coach Pepe adalah sosok yang terus bersama menjaga eksistensi tim selama lima, di tengah ketidakpastian kompetisi sepak bola putri di Tanah Air. Termasuk gelar-gelar Arema Women dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

-Advertisement-

Tahun 2019 akhir dia masuk di Arema Women. Nanang memang bukan pelatih pertama. Sebab, dia adalah suksesor dari Alief Syafrizal Muhammadin, yang di Liga 1 Putri 2019 menjadi pelatih Alzahna Firzalvia dkk. Alief digantikan Coach Pepe karena ditarik kembali ke Akademi Arema.

Sangat singkat dia menerima tawaran Arema Women. Hanya sekitar dua pekan. Meninggalkan daerah kelahirannya di Banyuwangi, dia memiliki rencana besar bersama manajemen tim. Diawali dari Piala Kartini hingga kompetisi Liga 1 Putri 2020.

Namun, itu semua tinggal rencana. Planning utama yang dia paparkan untuk pembentukan tim, mandek karena pandemi Covid-19. Sehingga, rencana jangka panjanglah yang berjalan selanjutnya.

“Saya masuk di akhir liga 1 Putri 2019. Tawaran langsung dari Pak Fuad selaku manager Arema Women. Waktu itu mengajak ketemu langsung  dan menawarkan untuk membentuk tim putri, untuk persiapan Piala Kartini, dikarenakan status coach Alif dikembalikan ke Akademi lagi,” jelasnya mengawali kisah karirnya di Arema Women.

Singkat cerita, pertemuan kedua dengan jeda satu minggu dari pertama, masih bersama Coach Alif akhirnya sepakat setelah Liga 1 Putri akan membentuk tim Putri Arema. Alasannya,  waktu itu tim yang ikut Liga 1 2019 dibentuk hasil dari kerja sama dengan Askot Malang.

“Karena Arema tentu ingin mempunyai tim binaan putri sendiri, dengan misi membesarkan sepak bola wanita. Jadi saya ambil tawaran tersebut setelah tim Liga 1 dibubarkan dan saya disuruh membuat program kedepan terkait persiapan Piala Kartini,” cerita Pepe.

Setelah itu, dia memilih sejumlah pemain yang diproyeksikan bertahan. Pepe juga mencari pemain-pemain baru yang diproyeksikan untuk tim selanjutnya. Bersama Arema Women, dia menyusun agenda tour atau pertandingan, selama menantikan kompetisi.

Ia tak mengelak, kaget dengan kepercayaan besar tersebut. Lebih kaget lagi, ketika kompetisi benar-benar berhenti, tak berlanjut. Padahal, target jangka panjang sudah dicanangkan.

“Ketika Piala Kartini dan Liga 1 tidak digelar saya memberikan program untuk membentuk tim ini dan tetap dibina pemain-pemain yang ada. Intinya, langsung ganti program agar tetep eksis nama besar Arema di sepak bola wanita sambil mencari potensi bibit pemain putri,” tambah bapak satu putri tersebut.

Bersama Arema Women, tim selalu tour dan uji coba. Padahal, peserta Liga 1 lainnya tak banyak yang eksis. Hanya Persib Bandung kala itu, karena memiliki Akademi atau tim junior. Bahkan, juara kompetisi seperti Persikabo Kartini pun tak berlanjut.

“Di saat yang lain tidak membentuk tim karena pandemi, kami masih aktif,” tegas dia.

Selama proses menekuni pelatih, Pepe mengakui sering wara wiri Banyuwangi- Malang dan kota lainnya. Sebab, dia merasa harus bergerak jemput bola untuk bisa mengenal dan mengetahui situasi dan dinamika sepak bola wanita. Ia mau bisa bersaing, karena di luar tim Liga 1, banyak tim putri pula di Indonesia.

“Banyak pengalaman yang saya dapatkan dari perjalanan wara wiri, yang makanya saya dipanggil Pepe. Sebenarnya itu istilah karena saya dulu pulang-pergi dari kota ke kota dan tak pernah pulang ke rumah. Jadi bukan Pepe pemain Real Madrid. Tapi alhmdulillah istilah itu membawa berkah buat saya,” terangnya lantas tertawa.

Dia tak keberatan, karena kebetulan dulu ketika bermain sepak bola posisinya pun seorang bek. Selain itu, dengan nama panggilan dia juga gampang dikenal.

“Saya dulu pemain, posisi bek. Tapi gagal main di profesional, makanya memilih fokus jadi pelatih,” beber pria berusia 34 tahun tersebut.

Sementara itu sebagai pelatih tim putri, Pepe mengakui bukan hal mudah. Sebab, jelas banyak yang berbeda dengan tim putra.

Menurutnya, harus bisa mengambil psikisnya, hati atau perasaan pemain. Kadang harus menghadapi mood dari pemain pula.

“Penting mengelola psikis atau mood pemain sebelum latihan. Memimpin pemain putri tidak mudah, butuh kesabaran. Jadi kita harus sebagai orang tua, polisi, tentara, pelawak, pemarah atau bercanda dan lain-lain. Harus jadi yang berbeda, tergantung situasi pemain,” urai dia.

Namun dia bersyukur, perjalanan selama memutuskan fokus melatih di sepak bola wanita, semua sangat berkesan. Ia tegas sangat menikmati prosesnya dan bangga. Apalagi, dia menemukan bibit pemain, membentuk dan mengorbitkan pemain, selain membawa Arema Women meraih banyak gelar. Misalnya di Piala Gubernur Sumsel yang jadi tugas pertamanya di Arema Women, ASBWI Cup, GSWI Cup, Piala Gubernur DKI hingga dua kali juara Kajati Kalteng Cup. Selain itu, banyak gelar turnamen lainnya yang didapatkan.

“Di Sumsel itu adalah tugas pertama saya dan banyak tantangan dan paling berat. Sebab, saat itu saya harus meninggalkan putri saya Aisyah yang baru berusia tiga hari, untuk memulai persiapan dan pemusatan latihan, hingga akhirnya juara,” sebut Pepe.

Ia mengakui senang, selama lima tahun bisa kerap kali membanggakan klub dan manajemen. Ada belasan gelar juara, lalu posisi runner up dan juara tiga yang didapatkan timnya. Baik di kelas senior maupun junior. “Memang membanggakan bisa mewujudkan target manajemen di setiap event. Setidaknya bisa membuat semua pengurus, manajer dan pemain tersenyum bahagia,” tutup pria yang baru saja membawa Arema Women meraih dua gelar di Kalteng di ajang Kajati Kalteng Cup II 2024 dan ASBWI Cup 2024 tersebut. (ley/van)

-Advertisement-

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img