MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Potensi sektor ekonomi perikanan di Kabupaten Malang tak hanya didominasi tangkapan ikan laut. Hasil budidaya ikan air tawar dan air payau juga cukup menjanjikan. Dinas perikanan Kabupaten Malang mendorong agar potensi tersebut disambut oleh warga desa dan oleh program-program pemerintah desa.
Kepala Dinas Perikanan Victor Simbiring mengatakan, ada setidaknya lima titik budidaya dan pasar ikan air tawar yang tengah dikembangkan. Hasil tangkapan juga banyak dimanfaatkan langsung di lokasi untuk usaha kuliner.
Kelima titik tersebut yakni di Pasar Bureng Kecamatan Gondanglegi, Desa Pandanajeng Kecamatan Tumpang, Desa Bangelan Kecamatan Wonosari, Boon Pring Desa Sanankerto Kecamatan Turen dan di kawasan Wisata Dempok Kecamatan Pagak. Dari lima titik tersebut, masing-masing memiliki keunggulannya tersendiri.
“Kami koordinasi dengan Pemdes setempat, bahwa potensi tersebut harus diintegrasikan dengan program desa. Bisa dengan olahannya, atau kabarnya sekarang sedang akan membuat sentra kulinernya,” ujar Victor, Minggu (17/7).
Dengan tingginya potensi tersebut pihaknya juga memberikan pendampingan di masing-masing wilayah juga berbeda-beda.
Dinas Perikanan Kabupaten Malang mencatat, pada tahun 2021 lalu, total produksi ikan air tawar di Kabupaten Malang mencapai 10.066 ton. Paling banyak, produksinya adalah ikan lele yang mencapai 5.530 ton. Kedua terbanyak adalah ikan nila yang mencapai 4.502 ton. “Sementara sisanya ada ikan gurame, ikan mas dan beberapa ikan lainnya,” tambah Victor.
Sementara untuk ikan air payau, pada tahun 2021 lalu, produksinya mencapai 1.527 ton. Dimana yang mendominasi adalah udang vanamei yang mencapai 1.526 ton. Dan sisanya sebanyak 1,20 ton adalah produksi ikan bandeng. Produksi dari ikan air tawar dan air payau tersebut, nilainya mencapai Rp 288.234.160.
Victor berharap bahwa potensi-potensi yang mendapat pendampingan dari Dinas Perikanan tersebut bisa ditangkap oleh pemangku di setiap wilayah, untuk diintegrasikan dengan program-program lain. Tujuannya, agar ekonomi yang berkembang di setiap wilayah bisa lebih maksimal.
Ia menyontohkan di Pasar Bureng oleh dinas sudah ada pengadaan meja stainlees panjang. Seharusnya, kata Victor didorong untuk diintegrasikan dengan program desa.
“Misalnya seperti di Boonpring, banyak sentra-sentra budidaya ikan air tawar. Kalau untuk di Dempok itu, kita rutin melakukan sampling, karena disana kan yang banyak karamba jaring apung dan sasarannya konsumsi. Jadi kita pastikan ikannya tidak ada yang berbahaya dan aman untuk dikonsumsi,” tukasnya. (tyo/ggs)