spot_img
Friday, June 27, 2025
spot_img

Pradaksina di Sumberawan Khusyuk

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA-Umat Buddha menggelar rangkaian perayaan Waisak di Candi Sumberawan, Desa Toyomarto Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang Senin (12/5) kemarin.  Di Kota Batu juga berlangsung  rangkaian Waisak  di Vihara Dhammadipa Arama.

Meskipun diguyur hujan cukup deras di sekitar Candi Sumberawan, umat Buddha tetap khusyuk beribadah.

“Tadi kami datang pukul 09.30 WIB. Sebelum rangkaian upacara peringatan Waisak dimulai. Kami mengawali dengan Puja Bhakti, sambil menunggu umat Buddha dari majelis lainnya berdatangan,’’ kata Romo Joko, pimpinan Buddha Majelis Tantrayana Kasogatan. Dia mengatakan rangkaian perayaan Waisak di Candi Sumberawan diikuti oleh beberapa majelis. Di antaranya Theravada, Mahayana, Tatrayana Kasogatan, Maiteya dan Buddha Jawa Sanyata.

“Kami dan umat majelis Tantrayana Kasogatan mengakhiri puja bhakti pukul 11.00. Setelah banyak umat berdatangan. Kemudian bergabung dengan umat Buddha lainnya, untuk persiapan Pradaksina. Persiapan itu dengan membagikan bunga dan dupa,” katanya.

Pradaksina dimulai pukul 12.30. Yaitu seluruh umat Buddha yang hadir memutari Candi Sumberawan sebanyak tiga kali. Kegiatan ini dilaksanakan dengan penuh khidmat. Masing-masing umat Buddha sangat khusyuk   menjalani pradaksina. Ditambah kondisi cuaca mendung, menambah kekhidmatan  umat.

“Pradaksina digelar selama satu jam,’’ tambah Romo Joko. Selanjutnya umat mengikuti rangkaian kegiatan puja bakti dipimpin masing-masing pimpinan majelis.

Romo Joko mengatakan detik-detik Waisak tahun 2025 terjadi pada Senin (12/5) pukul 23.55.

“Yang sekarang kami lakukan di sini adalah upacara penyambutan,’’ tambah romo asal Kecamatan Wagir ini.

Saat persiapan puja bakti inilah hujan deras mengguyur. Umat basah.  Terutama yang duduk di tepi tenda. Semua umat  tak terpengaruh, mereka tetap fokus beribadah.  

Sementara itu Joko juga menguraikan, rangkaian upacara yang digelar di Candi Sumberawan merupakan upacara penyambutan detik-detik Waisak. Sementara untuk peringatan detik-detik waisak akan digelar  umat di vihara masing-masing majelis.

“Jadi nanti malam (Senin malam) tidak ada kegiatan lagi. Rangkaian kegiatan puja bhakti akan berakhir hingga pukul 16.00 di Candi Sumberawan. Selanjutnya  meninggalkan candi, untuk melakukan ibadah di masing-masing vihara,” katanya.

Tidak terkecuali dirinya. Joko mengatakan akan menggelar upacara penyambutan  detik-detik Waisak di Vihara Vajra Bumi Budhaloka Kecamatan Wagir  bersama umat Buddha dari Majelsi Tantrayana. Yang pasti saat jatuhnya detik-detik Waisak dia dan umat Buddha dari Majeli Tantrayana Kasogatan akan menggelar meditasi.

Disinggung  harapannya pada perayaan Waisak tahun ini, Joko pun menyampaikan dengan gamblang. Yaitu seluruh umat Buddha di Malang Raya selalu bersatu.  

“Kalau ditanya doa, kami cukup sederhana. Kami memanjatkan doa agar seluruh umat Buddha bersatu, selalu diberi kesehatan, dijauhkan penyakit dijauhkan dari musibah dan mendapat berkah berlimpah dan umur yang panjang,’’ katanya.

Selain itu Joko juga berdoa untuk Indonesia. Dia berdoa agar Republik Indonesia bebas dari bencana, aman dan masyarakatanya sejahtera.

Sementara itu Ketua Walubi Malang Raya Juliwianto mengatakan tema perayaan Waisak tahun ini, “Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan Mewujudkan Perdamaian Dunia.”

Perayaan Waisak di Candi Sumberawan dihadiri   Bikhu Jayamedo dari Batu. Bikhu Jayamedo datang bersama dua Samanera. Mereka mengikuti seluruh rangkaian upacara perayaan Waisak 2025.

Sementara di Kota Batu rangkaian Waisak  yang dilaksanakan di Vihara Dhammadipa Arama kemarin diikuti ratusan umat Buddha. Mulai dari pelaksanaan pindapata di kampung kerukunan umat beragama Minggu (11/5) pagi dan dilanjut Senin (12/5) dengan pembacaan paritta Mangala pada sore dan detik-detik Waisak di malam hari.

Seksi Humas Panitia Waisak Vihara Dhammadipa Arama, Suwono menyampaikan bahwa ada beberapa rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan sebelum detik-detik waisak yang jatuh pada pukul 23 lebih 55′ 29″ WIB.

“Pertama  menggelar tradisi Pindapata ataupenerimaan dana makanan oleh para Bhikkhu/Samanera dari umat di Kampung Sadar Kerukunan Umat Beragama Desa Mojorejo Kecamatan  Junrejo Kota Batu. Kegiatan Pindapatta diikuti sejumlah 20 biksu,” ujar Suwono kepada Malang Posco Media.

Menariknya, dalam Pindapatadiikuti oleh semua komponen umat beragama di kampung kerukunan umat beragama. Mulai dari  remaja Masjid Alfatah, ibu-ibu pengajian dan semua dari kelompo  lintas agama lintas budaya seperti Sanggar Sangguran.

“Ini (Pindapata)  bukan meminta, tapi sesuai tradisi Buddha, para biksu akan berjalan terus. Selama ada yang memberi maka pemberian tersebut akan diterima tanpa memandang agama apapun yang memberi,” terangnya.

Kemudian pada Senin (12/5) dilaksanakan Puja Bhakti menyambut detik-detik Waisak 2569 BE Tahun 2025 yang diperingati dengan serangkaian kegiatan. Mulai pagi dengan baksos, pembacaan Paritta Mangala dan meditasi menyambut deti-detik Waisak pada malam harinya.

“Yang membedakan Waisak tahun ini di Kota Batu adalah pada kerukunan dan kekompakan yang digaungkan. Ini sama seperti tema Waisak tahun ini Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan, Wujudkan Perdamaian Dunia,” jelasnya.

Dari tema tersebut, lanjut dia, ada tiga kata utama yang ditekankan. Yakni pengendalian diri atau bagaimana manusia bisa mengendalikan diri dari napsu  keinginan kemarahan kebencian antarsesama. “Kemudian kebijaksanaan, bagaimana kita bisa berlaku bijaksana melihat perbedaan adalah sebuah bagian dari rahmat Tuhan bahwa sesuatu yang berbeda adalah sesuatu indah. Serta yang terakhir kedamaian, kedamaian ini penting untuk membangun negeri ini lebih maju, lebih makmur menuju Indonesia yang lebih baik dan lebih jaya,” urainya. (ira/eri/van) 

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img