spot_img
Monday, May 20, 2024
spot_img

Premier Film Tak Kenal Maka Taaruf; Rebut Antusiasme Penonton, Akan Digelar di Malang

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Menulislah dan jangan berhenti sampai tulisanmu selesai. Itulah pesan yang terus digaungkan oleh Mim Yudiarto untuk para pecinta sastra yang suka menulis. Terbukti, kerjakerasnya di bidang sastra terbayar kala salah satu novelnya Tak Kenal Maka Taaruf diangkat ke layar lebar.

Novel tersebut sukses mendapat sambutan hangat dalam bedah buku di beberapa kampus terkemuka seperti UIN Jakarta, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, hingga di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang). Mim sang penulis novel menyebutkan Malang akan jadi lokasi premier film tersebut.

“Pemilihan Malang sebagai lokasi premier karena antusiasme penonton selama beberapa kali mengadakan bedah buku,” ujar penulis alumni  Institut Pertanian Bogor tersebut.

Meski begitu, ia menyebutkan bahwa menurut survei yang digelar timnya pangsa bioskop terbesar berada di Makassar. Namun, Pulau Jawa memiliki jumlah penonton yang tak kalah banyak dan tersebar di berbagai kota, termasuk Kota Malang.

Selanjutnya, Mim menyebutkan bahwa film tersebut direncanakan akan naik tayang pada November mendatang. Saat ini proses penulisan skenario dan casting sudah berjalan.

“Proses casting sudah memasuki hari keenam. Sedangkan penulisan skenario sudah chapter 4, maksudnya reviei keempat,” jelasnya.

Lokasi utama shooting juga telah ditentukan. Yaitu kampus IPB Bogor dan pondok pesantren Tebu Ireng Jombang. Di sisi lain, pemilihan Malang sebagai lokasi premier dinilai sangat tepat karena salah satu sosok di balik pembuatan film, tepatnya penulis skenario merupakan dosen UIN Malang. Sebagai akademisi, Miss Whida menyatakan telah melakukan sejumlah riset yang akan menghasilkan ide segar pada film tersebut.

“Yang jelas riset itu ada dan saya yakin akan menjadi ide segar untuk filmnya. Kalau penasaran risetnya seperti apa, tonton filmnya,” terang dosen Fakultas Humaniora UIN Malang tersebut.

Partisipasi Miss Whida, seorang dosen di Fakultas Humaniora UIN Malang, dalam pembuatan film ini sangat penting. Pengalaman dan kepekaannya di bidang sastra menjadi jaminan keautentikan nuansa dan akrakter dalam versi film tersebut.

“Yang paling menantang adalah menyatukan ketiga kepala untuk menciptakan satu karya yang padu,” ujarnya. Selain menggandeng pakar sastra UIN Malang, film ini akan disutradarai oleh Fajar Bustomi, yang terkenal lewat film “Dilan” yang juga merupakan film adaptasi novel yang laris di pasaran.  (mg1/jon)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img