spot_img
Tuesday, January 28, 2025
spot_img

Presidium PO dan MLB NU Berkumpul di Jatim Cari Sosok Ideal Rais Aam dan Ketum PBNU

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media – Presidium Penyelamat Organisasi (PO) dan Muktamar Luar Biasa (MLB) NU berkumpul di Kediri Jawa Timur (Jatim), menggelar diskusi dan Bahtsul Masail untuk mencari sosok ideal Rais Aam dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

“Forum silaturahim menyadari bahwa marwah NU, kehormatan, harga diri, dan nama baik NU tidak bergantung pada pengurusnya, dan sebaliknya, pengurus berkewajiban dan bertanggung jawab menjaga marwah NU,” ujar Ketua Presidium PO & MLB NU Abdussalam Shohib dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.

-Advertisement-

Gus Salam mengatakan, kesadaran bersama bahwa kebanggaan terhadap jamiah Nahdlatul Ulama tidak bergeser sedikitpun. Bangga dengan landasan teologis, filosofis, dan sosiologis NU yang kokoh.

Maka dari itu, katanya, kebesaran NU tidak identik dengan pengurusnya dan pengurus wajib diingatkan dan dinasihati bila bersikap dan bertindak di luar garis batas penyelenggaraan dan kepemimpinan jamiah.

“Ulama NU adalah pemegang amanat Allah atas hamba-Nya dengan orientasi ashlah -membangkitkan pemajuan- umat, negara, dan alam/lingkungan -ruang hidup umat-,” kata dia.

Gus Salam juga mengatakan, pemimpin jamiah Nahldatul Ulama adalah mereka dengan sifat-sifat mulia, kepeloporan, teladan, dan orientasi suci/ikhlas, mewarisi kepemimpinan dan perjuangan nabi/rasul.

Ia mencontohkan Ketua Umum PBNU, kata Gus Salam, mulai dari Said Aqil Siroj, Hasyim Muzadi, dan Abdurrahman Wahid (Gus Dur), adalah sosok ulama operator lapangan yang paham dan bergelut dengan realitas serta memiliki kecerdasan emosional dan sosial yang monumental.

Mereka bertiga juga dinilai memberi teladan silaturahim antarmasyayikh hingga dikenal sangat dekat dengan pondok pesantren dan nahdliyin arus bawah. Perbedaan pandangan dan kepentingan, tidak mengurangi sikap untuk tetap merangkul, akomodatif, dan menghormati.

“Dan bagi Gus Dur, tidak ada kawan-lawan yang tidak diperlakukan secara proporsional, sekeras apapun perbedaan dan pertentangannya. Sosok operator jamiah yang teduh, kapabel, dan berintegritas,” kata dia.

Menurut Gus Salam, berbeda dengan pendahulunya, kehormatan, harga diri, dan nama baik NU kini dipergunjingkan publik hingga pelosok di semua platform media.

Menurut dia, PBNU menciptakan arus konflik yang memicu respon dan sikap minor kebanyakan, tidak hanya di luar, juga di dalam lingkungan NU.

Kinerja dan kepemimpinan PBNU dianggap penuh anomali dan inkonsistensi, terjadi banyak penyimpangan, ketidaknormalan, dan kelainan sifat bawaan fisik dan batin jamiah.

“Forum Diskusi Publik berharap pemimpin NU adalah figur-figur yang bagi kalangan bawah adalah panutan kharismatik yang teduh dan berwibawa. Bagi kalangan menengah adalah pembangkit perubahan karena kapasitas dan kepemimpinannya,” ujar dia.

“Dan bagi kalangan atas adalah inspirator dan guru bagi kehidupan beragama, bermasyarakat, dan bernegara-bangsa, sekaligus penguat bagi gerakan civil society,” katanya.(ntr/mpm)

-Advertisement-

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img