MALANG POSCO MEDIA – Prestasi memang membanggakan! Bukan hanya bagi atlet, tapi juga bagi pemerintah daerah ataupun lembaga pendidikan. Ajang olahraga yang digelar seperti Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) yang harus diikuti masing-masing daerah menjadi ajang unjuk gigi atlet unggulah daerah dari masing-masing cabang olahraga (cabor).
Bagi daerah-daerah yang prestasinya selalu di tiga sampai lima besar, prestasi bisa jadi harga mati. Segala cara ditempuh untuk menggenjot masing-masing atletnya. Minimal bisa mempertahankan peringkat kejuaraan Porprov tahun sebelumnya dan mampu mempersembahkan banyak medali emas, perak dan perunggu.
Bahkan kalau perlu, target tinggi dipasang demi mengudeta daerah yang langganan juara umum. Tentu semua itu dibutuhkan perencanaaan yang matang dan didukung atlet-atlet andalan serta pendanaan yang besar. Bonus atlet pun digeber habis-habisan demi mendongkrak semangat atlet agar mampu mempersembahkan emas bagi daerahnya.
Namun kejuaraan, baik di tingkat kota, kabupaten, provinsi bahkan nasional selalu menyisakan persoalan. Kalau sebelumnya selalu ramai soal atlet yang ‘dibajak’ demi mendulang emas dan juara, persoalan kekurangan dana selalu mewarnai. Anggaran pemusatan latihan minim, fasilitas kurang dan persoalan-persoalan lain yang makin melengkapan ‘kesengsaraan’ atlet dan pengurus cabor dalam setiap kejuaraan.
Akhir pekan lalu, muncul kasus yang lebih miris dan memilukan. Betapa tidak, demi memenuhi asupan gizi, atlet cabor binaraga sampai harus makan ayam tiren. Dan itu diakui oleh pelatihnya. Kondisi yang tidak hanya memilukan, tapi membuat hati, pikiran dan perasaan ngilu. Sebab atlet harusnya makan yang bergizi, justru makan ayam tiren alias sudah menjadi bangkai.
Apakah langkah ini bentuk protes sangat keras agar dana latihan segera cair? Sebab dari pengakuan pelatihnya, berulangkali mengajukan anggaran belum juga cair-cair. Padahal persiapan untuk atlet binaraga butuh waktu lama. Tidak bisa instan karena menyangkut pembentukan otot sang atlet.
Bupati, Ketua Dewan, Ketua KONI dan stakeholder terkait harus segera mengusut persoalan serius ini. Semoga kejadian atlet makan ayam tiren tak benar-benar terjadi. Kejadian ini harus menjadi peringatan bagi stakeholder terkait agar tak mengulur-ulur anggaran yang berdampak fatal. Prestasi memang harus diburu. Tapi jangan menggunakan segala cara, apalagi melakukan cara yang salah. Cairkan! Anggarannya sudah ditunggu.(*)