MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Kesuksesan 24 film pendek karya siswa SMA Brawijaya Smart School (BSS) dalam ajang Festival Film Tahunan VIXXI 4.0 di Malang Creative Center (MCC) beberapa waktu lalu tidak terlepas dari proses panjang penuh tantangan dan kolaborasi.
Di balik layar, para siswa menghadapi berbagai rintangan. Mulai dari keterbatasan waktu, anggaran, hingga teknis produksi, sebelum akhirnya mampu memamerkan karya mereka dengan bangga.
Sebelum mulai produksi, siswa mendapat pelatihan mendalam dari guru dan praktisi film, termasuk kolaborasi dengan MCC. Mereka mempelajari segala hal, mulai dari penulisan naskah, pengambilan gambar, penyuntingan, hingga manajemen produksi. “Kami harus memastikan ide film sesuai tema kearifan lokal dan demokrasi, sekaligus tetap kreatif,” ujar Widyo Nugroho Adi, Ketua Panitia Vixxi 4.0, Kamis, (10/7)
Sebelum memproduksi film, para siswa mendapatkan pelatihan intensif dari berbagai pihak, termasuk MCC. Proses kreatif berlangsung selama satu semester, dengan durasi film antara 5 hingga 15 menit. “Pembuatan film masuk dalam kegiatan intrakurikuler dengan bimbingan guru Bahasa Indonesia dan Seni Budaya. Pembiayaan didukung subsidi sekolah, namun siswa juga diperbolehkan mencari sponsor mandiri,” imbuh Widyo.
Widyo juga menyampaikan, banyak momen tak terduga terjadi selama produksi. Salah satu tim harus mengulang adegan berkali-kali karena gangguan cuaca. Sementara kelompok lain mengalami kendala teknis seperti baterai kamera habis atau file rusak saat editing.
“Tapi justru di situlah mereka belajar problem-solving dan kerja tim. Keberhasilan ini juga tak lepas dari peran guru pembimbing yang terus memotivasi siswa. Selain motivasi, siswa juga mendapat fasilitas diskusi kreatif agar karya mereka memiliki pesan yang kuat,” imbuhnya.
Meski penuh perjuangan, semua kesulitan terbayar ketika film mereka diputar di depan publik dan mendapat apresiasi. Beberapa karya bahkan berpotensi dilanjutkan ke kompetisi tingkat nasional. “Proses ini mengajarkan kami bahwa film bukan sekadar hiburan, tapi juga media menyampaikan nilai-nilai kehidupan,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, kegiatan ini lebih dari sekadar ajang kompetisi. Menurutnya VIXXI 4.0 menjadi ruang pendidikan karakter berbasis karya. Semua film peserta dapat ditonton melalui kanal YouTube resmi SMA Brawijaya Smart School, sebagai bentuk apresiasi terhadap suara pelajar dan keberagaman gagasan mereka dalam bentuk visual.
“Tahun lalu, salah satu film siswa berhasil menyabet juara di tingkat nasional. Tahun ini, harapannya lebih banyak karya bisa menembus kancah yang lebih luas,” pungkas Widyo. (hud/lim)
