spot_img
Tuesday, June 24, 2025
spot_img

Hari Ini Pelantikan Rektor UM Periode 2022-2027

Prof Hariyono Ingin Kampus Lebih Bermanfaat

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Universitas Negeri Malang (UM) memiliki rektor baru, Rabu (26/10) hari ini. Prof. Dr. Hariyono, M.Pd, akan dilantik oleh Majelis Wali Amanat (MWA) sebagai Rektor UM Periode 2022-2027. Pelantikan digelar di Gedung Graha Cakrawala UM pagi ini.

Kepada Malang Posco Media, Prof Hariyono optimis untuk mengemban amanah besar ini. Dia siap menjadikan UM sebagai kampus kelas dunia. Meski Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial UM ini tidak ingin muluk-muluk. Menurutnya, yang paling utama dalam eksistensi UM tidak sekedar gelar atau peringkat. Rangking dunia bukan semata-mata untuk dibanggakan.

Menurutnya UM harus memberikan manfaat yang lebih untuk masyarakat. “Kami tidak semata-mata mengembangkan konsep world class university, yang selama ini menjadi salah satu wacana,” katanya saat ditemui di ruang Sidang Senat UM, Selasa (25/10) siang kemarin.

Pakar Sejarah Politik ini memberikan contoh.  Jurnal-jurnal yang selama ini bereputasi internasional tidak cukup hanya sebatas pencapaian predikat, tetapi harus terimplementasi dalam kehidupan nyata.

Caranya jurnal yang berbahasa internasional itu juga harus mempunyai ringkasan ke Bahasa Indonesia. Sehingga bisa diaplikasikan dalam kehidupan nyata, lebih-lebih bermanfaat untuk masyarakat. Misalnya untuk pengembangan UMKM.

Menurutnya, hal tersebut logis. Lantaran penelitian yang dibiayai oleh negara yang notabene uang rakyat, hasilnya harus kembali ke rakyat. “Bukan malah dimanfaatkan oleh warga asing. Ini kadang-kadang yang terlupakan, hanya karena mengejar level yang tinggi sampai lupa misi mencerdaskan kehidupan bangsa,” ungkapnya.

Pria kelahiran Malang ini juga menambahkan, UM harus mengembangkan Learning Capasity. Menurutnya ini penting. Pasalnya saat ini telah memasuki era teknologi digital. Ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang.

Dosen dan mahasiswa UM pun harus menyadari itu. Menyusul yang mereka pelajari saat ini, lima tahun yang akan datang belum tentu relevan. “Kalau tidak mempunyai kapasitas belajar, hanya mengandalkan objek yang dipelajari saat ini maka akan ketinggalan,” ujarnya.

UM sendiri saat ini mengembangkan Kurikulum Berbasis Kehidupan. Hanya saja, Prof Hariyono mengaku masih butuh penguatan untuk sampai ke tingkat implementasi. Meski konsep kurikulum ini sudah bagus, namun realisasi untuk menterjemahkan kurikulum  perlu dibenahi.

Maka untuk mencapai itu, diakui Prof Hariyono butuh pemanfaatan modal intelektual. “Kelebihan Perguruan Tinggi itu bukan pada aset fisik tetapi pada aset intelektual,” imbuhnya.  

Dia melanjutkan, Kurikulum Berbasis Kehidupan, kaya akan inovasi. Dan inovasi itu diciptakan dari orang orang yang memilki pengetahuan dan keterampilan. “Orang berpengetahuan itu tidak harus yang bergelar. Sudah banyak contoh tokoh-tokoh besar dunia yang hebat, tetapi mereka tidak memiliki gelar. Termasuk para pendiri bangsa kita,” tuturnya.

Tugas rektor tidaklah mudah. UM selama ini dinilai sudah berjalan di track yang seharusnya. Prof Hariyono hanya akan melakukan penguatan dan pengembangan. Dia akan memperkokoh UM sebagai institusi yang mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dalam konteks itu, kata dia, UM punya tanggung jawab ideologi, moral dan sosial. “Sebelum mencerdaskan kehidupan bangsa, harus mencerdaskan diri dan institusi dulu. Itu tekad kami, menjadikan institusi ini sehat sekaligus bisa mencerdaskan,” tandasnya. (imm/bua)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img