MALANG POSCO MEDIA – Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah penghasil kopi yang cukup terkenal di Indonesia. Namun, masih banyak petani kopi di daerah tersebut yang mengalami kesulitan dalam memasarkan hasil panen mereka. Hal tersebut membuat tim pengabdian masyarakat FISIP Universitas Brawijaya meminta bantuan pada Pengawas Koperasi Ahli Muda Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Malang melakukan sosialisasi bersama untuk pembentukan Koperasi Industri dan Jasa Kelompok Tani Kopi Panorama Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang pada Sabtu, 24 Juni 2023 lalu.
Topik yang dibahas dalam kegiatan tersebut adalah menginisiasi terbentuknya Koperasi Petani Kopi di wilayah Desa Pamotan Dampit dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani kopi melalui peningkatan produktivitas dan kualitas kopi yang dihasilkan. “Adapun tujuan dari kegiatan Doktor Mengabdi di Dusun Dawuhan Desa Pamotan Kecamatan Dampit ini adalah untuk menghimpun potensi sosial dan ekonomi masyarakat kelompok tani melalui pembentukan koperasi, agar komoditas kopi yang dihasilkan masyarakat dapat memiliki nilai tambah dan memperluas jaringan pemasaran ke tingkat nasional,” ujar Prof. Dr. Ir. Darsono Wisadirana, MS, selaku Ketua Tim Pengabdian Masyarakat dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya.
Selain itu, menurut Dosen FISIP yang akrab di panggil Prof Dar, koperasi ini diharapkan dapat membantu petani kopi dalam memasarkan hasil panen mereka. “Pembentukan koperasi untuk Kelompok Tani Panorama Pamotan Dampit yang dinamakan “Koperasi Industri dan Jasa” ini merupakan suatu lembaga untuk menghimpun potensi sosial dan ekonomi untuk dijadikan komoditas, misal ada warga disini ada yang punya usaha jual bubuk kopi maka pengelolaannya bisa melalui koperasi, bahkan warga yang punya sewa kendaraan angkut kebun juga bisa dikelola oleh koperasi” tambah Yuliarti, SH., M.Hum selaku Pengawas Koperasi Ahli Muda Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Malang yang hadir untuk memberikan penjelasan terkait mekanisme pendirian koperasi kepada masyarakat kelompok tani.
Program doktor mengabdi dilakukan untuk menumbuhkan kemandirian Petani Kopi Industri dalam penjualan hasil panen dengan memberikan pemahaman tentang penguatan kelembagaan dalam rangka peningkatan produktivitas petani kopi. Melalui kegiatan pelatihan pemberdayaan petani kopi dengan penguatan capacity building dalam pengolahan hasil kopi, diharapkan petani kopi dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas kopi yang dihasilkan.
“Kami sangat berharap, dengan berdirinya Koperasi Industri dan Jasa ini bisa membuat masyarakat Pamotan Dampit lebih tertata, mandiri dalam mengelola dan dapat menggali potensi usaha di wilayahnya,” tambah Prof. Dr. Ir. Darsono Wisadirana, MS.
Oleh karena itu, program doktor mengabdi melalui penguatan kelembagaan koperasi sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat kelembagaan kelompok petani kopi di Desa Pamotan Dampit. Program-program ini memberikan pelatihan dan kegiatan peningkatan capacity building untuk memberdayakan petani kopi dalam mengolah kopi dan meningkatkan produktivitas serta kualitas.
“Tim doktor mengabdi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya memfasilitasi pembentukan koperasi industri dan jasa untuk kelompok Tani Panorama Dampit dengan pemberian penyuluhan dan bimbingan seperti pembentukan struktur pengurus, anggaran dasar dan rumah tangga, serta mendorong penyusunan berita acara dan menggandeng notaris untuk mewujudkan nama merek dan legalitas berupa P-IRT, SNI, dan sertifikat halal produk bagi usaha kecil dan mikro (UKM),” ujar Septian Maulana Purnama, SP., MP., MBA selaku anggota tim dari Fakultas pertanian yang tergabung dalam Program Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya.
“Kami atas nama kelompok Tani kopi Panorama Pamotan Dampit sangat senang dan berterimakasih dengan adanya pendampingan dari dosen FISIP Universitas Brawijaya serta Dinas Koperasi Kabupaten Malang, sebab sebelum adanya pendampingan usaha kami jalankan pemasarannya masih bersifat tradisional dan belum mengetahui cara memasarkan produk yang lebih luas, pengurusan legalitas dan halal produk, sehingga hasilnya belum bisa dipasarkan secara maksimal,” ujar Hariyono selaku Ketua Kelompok Tani Panorama Pamotan Dampit. (adv/bua)