MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Program ketahanan pangan yang diinisiasi Polres Batu bekerja sama dengan Kementerian Pertanian RI, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Perhutani, Inhutani, pihak swasta, serta swadaya para petani dengan menanam bibit jagung pada 12 November 2024 membuah hasil.
Rabu (26/2) kemarin, Wakapolres Batu Kompol Danang Yudanto, S.I.K., S.H., memimpin kegiatan Panen Raya Jagung Serentak Tahap I dalam rangka Gugus Tugas Polri Mendukung Ketahanan Pangan di lahan pertanian yang terletak di Jalan Langsep, Dresel, Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu.
“Pada program tahap pertama ini, panen dilakukan di lahan seluas 54.000 m² yang ditanami bibit jagung Pertiwi 6 sebanyak 76 kg. Dari panen tersebut, diperoleh hasil produksi mencapai 45.600 ton jagung, yang nantinya akan dimanfaatkan untuk mendukung ketahanan pangan masyarakat,” ujar Danang.
Lebih lanjut, Danang menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata sinergi antara Polri dan berbagai pihak dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Melalui program ini, pihaknya berharap dapat membantu meningkatkan kesejahteraan petani serta memastikan ketersediaan pangan yang cukup bagi masyarakat.
“Lewat kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengembangkan sektor pertanian yang berkelanjutan dan produktif. Program ini bisa berhasil dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, program ketahanan pangan ini dapat terus berjalan dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas,” bebernya.
Sementara itu Kepala DPKP Kota Batu Heru Yulianto mendukung penuh keberlanjutan pemanfaatan lahan tidur yang ada di Kota Batu untuk ditanami jagung. Dukungan dari pihaknya dilakukan dengan memberikan bantuan berupa bibit jagung dan pupuk kepada petani.
“Karena ini adalah bagian dari program ketahanan pangan pemerintah, Pemkot Batu sangat mendukung penuh. Para petani akan mendapatkan bibit dan pupuk secara cuma-cuma, sehingga membantu petani untuk bisa mencapai hasil optimal saat panen,” ungkapnya.
Heru menambahkan, hasil panen jagung nantinya akan dialokasikan seluruhnya kepada petani sebagai bentuk dukungan terhadap ekonomi lokal. Para petani diberikan kebebasan untuk memanfaatkan hasil panen, baik dikonsumsi sendiri, dijual ke pasar maupun dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
“Sebagian besar petani di sini juga memiliki ternak, sehingga jagung hasil panen bisa digunakan sebagai pakan ternak. Dengan kualitas jagung yang baik, diharapkan produksi ternak mereka, seperti susu sapi juga meningkat,” pungkasnya.(eri/lim)