MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Angka stunting Kota Malang diperkirakan menurun pada awal tahun ini. Karena berbagai program telah gencar dilakukan untuk melakukan percepatan penurunan angka stunting di Kota Malang. Dinas Kesehatan Kota Malang masih merekap hasil Bulan Timbang Januari dan Februari 2024.
Sampai di akhir tahun lalu, angka stunting Kota Malang 8,9 persen. Angka ini diyakini turun dari hasil Bulan Timbang yang dilakukan pada Februari lalu. di 2024 ini, ada 3 kelurahan yang diproyeksikan akan menuju zero stunting. Di antaranya Kelurahan Samaan, Kelurahan Klojen dan Kelurahan Rampal Celaket. Pj Wali Kota Malang Dr. Ir Wahyu Hidayat, MM mengatakan evaluasi mengenai program-program penurunan stunting terus menjadi konsennya. Program seperti Bapak/Ibu Asuh hingga peningkatan budidaya benih ikan akan kembali digencarkan di Kota Malang untuk mempercepat penurunan angka stunting.
“Kami evaluasi terus program itu, tiap bulan dan 3 bulan evaluasi. Dinas terkait seperti Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, perangkat wilayah misal camat, lurah kami instruksikan laporan terus. Bagaiamana penerapan dan penyaluran bantuan makanan tambahan,” tegas Wahyu kemarin.
Dijelaskannya, alternatif program jangka panjang juga penting dilakukan. Ia melibatkan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispangtan) untuk menggencarkan kebun-kebun warga dan kolam benih ikan-ikan lele hingga nila yang memilik gizi penting bagi anak-anak.
Hal ini ditegaskannya berulang kali dalam beberapa kali evaluasi. Dikarenakan tujuan menurunkan angka stunting tidak boleh hanya dikerjakan oleh satu dua perangkat daerah saja.
“Memang harus sinergi. Dinsos yang menyediakan datanya, mengetahui wilayah sasarannya di mana saja. Lalu Dinkes cek ke lapangan apa yang perlu diberikan dan sebagainya. Sambil jangka panjang Dispangtan kami minta galakan program kemandirian pangan,” tegas Wahyu.
Tahun ini, Dia optimis Kota Malang bisa mencapai zero stunting. Apalagi saat ini angka stunting terus mengalami penurunan. Jika di bulan September 2023 lalu mencapai angka 9,96 persen, kemudian di bulan Oktober 9,73 dan di bulan November 9,58 persen di Desember mencapai 8,9 persen. “Kami optimis di 2024 diyakini akan semakin menurun angkanya,” ungkapnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, dr Husnul Muarif menyampaikan bahwa di 2024 ini, ada 3 kelurahan yang diproyeksikan akan menuju zero stunting. Di antaranya Kelurahan Samaan, Kelurahan Klojen. Di ketiga kelurahan tersebut hingga saat ini tidak ada balita baru yang masuk dalam risiko stunting.
“Risiko stunting itu meliputi gizi yang kurang dan berat badan kurang. Itu sudah kita intervensi dengan pemberian Program Makanan Tambahan (PMT). Kemudian memang percepatan di dalam penurunan stuntingnya itu yang akan kita hitung untuk menuju pada zero stunting,” jelas Husnul.
Data terakhir yang Dinkes Kota Malang di Kelurahan Samaan ada sebanyak 18 kasus dari 333 Balita bersiko Stunting. Kemudian di Kelurahan Klojen masih ada 13 kasus dari 139 Balita. Sedangkan di Kelurahan Rampal Celaket, hanya tinggal 4 Balita dari 181 Balita yang terdata.
Ia menegaskan data angka stunting di 2024 masih harus direkap secara keseluruhan.”Masih menunggu penghitungan Bulan Timbang Februari 2024,” tandasnya.
Untuk menurunkan angka stunting itu, Pj Wali Kota Malang melakukan instruksi dalam kebijakan sisi penganggaran. Targetnya penanganan stunting tahun ini bisa lebih optimal. Tahun ini dengan persentase anggaran kesehatan di APBD tahun 2024 sebesar 11,11 persen untuk stunting. Selain itu, mandatory spending juga dilakukan di Dinas Pendidikan sebesar 24,88 persen agar lebih fokus pada penanganan aspek-aspek penting. (ica/aim)
