MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Usai terpilih dalam Program Bantuan Kerja Sama Kurikulum dan Implementasi MBKM (Merdeka Belajar-Kampus Merdeka) pada tahun 2021 lalu, Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Brawijaya sukses raih bantuan Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, pada bulan Juli 2022 lalu, diumumkan hasil seleksi PKKM Tahun Anggaran 2022. Berdasarkan hasil seleksi tersebut, ditetapkan 50 Program Studi dan 34 Institutional Support System (ISS)-MBKM dari 60 Perguruan Tinggi penerima bantuan pendanaan PKKM gelombang II.
Khusus UB, hanya ada dua Prodi yang mendapatkan bantuan tersebut, yaitu Budidaya Perairan serta Ilmu dan Teknologi Pangan. Bantuan pendanaan dari Kemendikbudristek ini nilainya mencai Rp 1,39 miliar, dengan jangka waktu program hingga akhir tahun 2022. Untuk itu, Budidaya Perairan FPIK UB bakal memaksimalkan bantuan tersebut untuk meningkatkan reputasi program studi.
“Bantuan ini untuk pengembangan Prodi, jadi kami merancang kegiatan sesuai yang ingin dikembangkan, seperti yang kita lakukan yaitu MBKM (Merdeka Belajar-Kampus Merdeka), kita memfasilitasi mahasiswa bekerjasama dengan industri atau balai besar penelitian,”ungkap Ketua Program Studi Budidaya Perairan, Wahyu Endra Kusuma, S.Pi, MP, D.Sc.
Dijelaskannya, tahun ini bisa kirim 60 mahasiswa untuk magang di banyak industri Budidaya Perairan. Selain itu, juga bisa mengirim 40 mahasiswa untuk pertukaran pelajar dari Universitas lain, dengan manfaatlan dana bantuan PKKM itu. Sedangkan dosen, disiapkan kegiatan untuk sertifikasi dari Badan Sertifikasi Nasional.
“Kami ingin meningkatkan kualitas SDM Prodi, untuk menguatkan dan meningkatkan reputasi Prodi di tingkat nasional dan internasional, supaya Prodi kami lebih dikenal dari sisi akademik. Ada tiga aktivitas besar yang kami rancang . Pertama meningkatkan kapasitas keterampilan mahasiswa berpikir tingkat tinggi,” jelasnya.
Upaya yang dilakukan dengan memanfaatkan kerjasama dunia industri, dunia penelitian balai, serta mengupgrade alat-alat laboratorium. Kedua, untuk dosen, diselenggarakan workshop, pelatihan dan sertifikasi. Diantaranya pelatihan mengakses dan menulis proposal yang dananya dari luar negeri, missal dari Belanda atau Eropa.
“Ketiga adalah fokus meningkatkan reputasi Prodi di tingkat nasional dan internasional. Rencana kami, akan mengadakan lokakarya, Prodi Budidaya Perairan se Indonesia. Supaya dikenal, kita undang Kaprodi-Kaprodi seluruh Indonesia, berdiskusi, saling tukar pendapat dan saling kerjasama,” terang Wahyu, Kaprodi yang mengambil S3 di Nagoya City University Jepang.
Diharapkannya, kegiatan dari PKKM ini bisa bawa manfaat untuk Prodi lain di FPIK UB. Selain itu juga bermanfaat untuk Prodi Budidaya Perairan di Indonesia. Serta bermanfaat untuk mahasiswa yang diakuinya dari program ini, telah merubah pola berpikir mereka. “Beberapa mahasiswa juga langsung direkrut oleh industri tempat mereka magang, jadi tidak susah-susah cari pekerjaan, mereka ditawari sebelum lulus, ya itulah tujuan merdeka belajar,” pungkas Wahyu. (adv/bua)