MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang meluncurkan buku berjudul Ensiklopedia Tradisi-Tradisi Kampung. Acara peluncuran itu berlangsung di Toko Buku Togamas Malang, pekan lalu. Kegiatan dikemas dengan bedah buku yang menghadirkan dua narasumber, yaitu Prof. Dr. Joko Widodo, M.Si., yang mengupas isi buku dari sudut pandang pembaca dan penikmat sastra, serta Deftania Putri Anggraini, yang membahas buku tersebut dari perspektif penulis.
Kepala Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Arif Setiawan, dalam sambutannya turut mengapresiasi capaian mahasiswa yang berhasil menerbitkan buku ini. Ia berharap karya ini tidak hanya berhenti sampai di sini, tetapi dapat terus dikembangkan menjadi penelitian ilmiah yang lebih mendalam. “Inisiatif ini menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia mampu berkontribusi dalam dunia literasi dan pelestarian budaya melalui publikasi akademik yang berkualitas,” ungkapnya.
Adapun buku Ensiklopedia Tradisi-Tradisi Kampung merupakan hasil karya mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia yang mengikuti program Center of Excellence (CoE) Entrepreneur Perbukuan batch 4. Buku ini juga menjadi luaran dari mata kuliah Penyuntingan Substansif dan Mekanis. Dengan riset yang mendalam, buku ini menghadirkan wawasan mengenai berbagai tradisi yang masih hidup di masyarakat pedesaan, khususnya di Pulau Jawa.
Tradisi-tradisi yang diungkap dalam buku ini mencakup ritual adat, upacara tradisional, serta kebiasaan sosial yang diwariskan secara turun-temurun. Buku ini tidak hanya bertujuan untuk mendokumentasikan budaya lokal yang semakin terancam oleh modernisasi, tetapi juga untuk memperkuat ikatan sosial serta menjaga identitas budaya yang unik.
Dalam sesi diskusi, Prof. Dr. Joko Widodo mengungkapkan apresiasinya terhadap karya mahasiswa ini. Ia menyatakan bahwa buku ini adalah wujud apresiasi terhadap tradisi. Ia pun mengatakan bahwa membaca buku ini telah membangkitkan nostalgia akan masa kecilnya, di mana berbagai tradisi yang tertulis dalam buku masih sering ia saksikan secara langsung. “Membaca buku ini seperti membuka kembali kenangan lama. Banyak tradisi yang dulu saya alami sendiri, dan kini terdokumentasikan dengan baik,” ujarnya.
Sementara itu, Deftania Putri Anggraini, sebagai perwakilan dari 15 penulis buku, menyampaikan harapannya agar buku ini dapat memperkenalkan kembali budaya tradisional melalui dunia pendidikan, terutama bagi anak-anak usia sekolah. “Saya berharap buku ini bisa turut berkontribusi dalam peningkatan literasi di Indonesia dengan menyediakan bacaan yang ringan dan mudah dipahami,” ujarnya. (imm/udi)