MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Setelah melalui beberapa tahapan dalam kegiatan Project Based Learning (PJBL), siswa TK Islam Sabilillah Malang telah memasuki tahap Assembly. Di tahap ini mereka mempresentasikan karya hebatnya.
Dalam assembly ini, anak-anak TK Islam Sabilillah mempresentasikan produk yang telah dibuatnya di hadapan orang tua masing-masing. Bertajuk My Project, kegiatan ini berlangsung Minggu terakhir bulan lalu.
Kepala TK Islam Sabilillah Malang, Kurnia Islamiyah, S.Pd menuturkan assembly diselenggarakan setiap semester. Sebelum ke tahap ini, para siswa telah melalui beberapa tahapan. Yakni Analyze, Planning, Executing, dan Presenting.
“Dari tahapan itu, anak-anak kami menghasilkan sebuah produk. Artinya produk yang mereka presentasikan itu merupakan hasil dari sebuah proses dengan daya analisis yang tinggi,” ujar Nia, sapaan akrabnya.
Nia juga menuturkan bahwa tema yang dibahas setiap semesternya selalu berbeda. Pun dengan bentuk kegiatannya. “Misal untuk tahun ini pemaparan produknya dilaksanakan dalam ruangan, mungkin semester depan bisa diluar ruangan dengan membuka stand-stand,” tutur Nia.
Assembly merupakan momen yang ditunggu. Termasuk oleh orang tua. Mereka dapat menyaksikan kreativitas anaknya. Sekaligus untuk mengetahui hasil pencapaian dari pembelajaran. Di assembly ini terlihat potensi-potensi hebat anak TK Islam Sabililah. Selain dari produknya, juga dari karakternya.
Terutama saat mereka presentasi. Berani dan percaya diri. Meskipun sesekali diarahkan oleh guru. Namun kreativitas dan rasa percaya diri anak cukup membuat orang tua bangga. “Anak-anak kami ini ada dua tingkat, kelas A dan kelas B. Untuk kelas A ini baru masuk 3 bulan, jadi masih butuh penyesuaian, guru-guru masih harus membimbing,” ungkap Nia.
Dia mengungkapkan, motorik masih menjadi salah satu penghambat dalam kegiatan ini. Anak didiknya masih membutuhkan bimbingan dan bantuan dari orang dewasa dalam mewujudkan ide-ide yang telah dibangun oleh mereka. “Ide dari anak-anak itu bagus-bagus, tapi karena masih kecil jadi cenderung terhambat dalam merealisasikan idenya. Semua ide produk-produk ini dari mereka,” kata Nia
Assembly menjadi satu poin penting yang menunjukkan siswa Sekolah Islam Sabilillah Malang (SISMA) memiliki kemampuan dan keterampilan abad 21. Output yang diharapkan adalah siswa dapat meningkatkan kemampuan 4C (Critical, Creative, Collaborative, dan Communicative).
Yakni memiliki empati terhadap keadaan sekitarnya, memiliki pemikiran-pemikiran kreatif, mampu bekerjasama dengan sesama serta mampu menjalin komunikasi yang baik. “Jadi kita biasakan anak-anak di TK Islam Sabilillah ini untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat sebagai implementasi dari kemampuan 4C itu tadi,” terang Nia.
Orang tua hadir menyaksikan kegiatan ini dengan antusias. Meskipun diadakan di hari aktif kerja. Mereka tetap datang untuk menyaksikan putra-putrinya memaparkan produk yang telah dibuat. Salah satu wali siswa, Ilva Mardhotin menilai kegiatan semacam ini sangat membantu orang tua dalam membentuk karakter dari anak-anak.
“Karena anak mampu berpikir kritis dan berani tampil di depan, itu untuk anak-anak TK sudah sangat luar biasa,” ungkap Ilva.
Dia berharap My Project atau Assembly senantiasa ditingkatkan untuk kedepannya. Karena siswa dilatih sejak dini untuk berpikir kritis, membangun kerjasama tim, kreatif dan mampu berkomunikasi dengan baik. “Tentu akan memberikan dampak positif bagi anak kedepannya,” tandasnya. (mp1/imm/sir/bua)