Malang Posco Media – Puluhan perempuan dari Aliansi Perempuan dan Rakyat Melawan menggelar aksi demo di Kayutangan Kota Malang, Sabtu (8/3) sore.
Sekalipun demo diguyur hujan tapi sama sekali tidak mengendurkan semangat mereka menyuarakan isi hatinya.
Femina, juru bicara aksi mengatakan demo ini dilakukan dalam memperingati Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day (IWD).
“Kami ingin menyuarakan beragam isu ketidakadilan terhadap para kaum perempuan,” tegasnya.
Femina mengatakan terkait ketidakadilan tersebut sejatinya sudah disuarakan pada aksi Kamisan kemarin.
“Yang pasti banyak isu ketidakadilan terhadap pemerintah yang belum mendapatkan tindak lanjut dari pemerintah, ” sesalnya.
Dicontohkan, salah satu yang disuarakan adalah gaji Asisten Rumah Tangga (ART). Sebab menurut Femina hampir rata – rata ART tidak mendapatkan gaji sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
“Rata-rata ART bekerja lebih dari 12 jam sehari. Namun data yang kami peroleh dari survei gaji mereka dibawah UMR. Ini yang sangat miris, ” ucapnya.
Selain itu juga ada konflik agraria yang melibatkan perempuan. Salah satunya terjadi di Rembang dan NTT. Terjadi penggusuran tanah yang sampai saat ini tidak ada kelanjutannya.
“Di NTT ada penggusuran tanah sehingga ada110 KK saat ini harus mendirikan tenda untuk memperjuangkan haknya. Dan sampai saat ini pemerintah juga tidak memberikan keamanan dan kenyamanan bagi kaum perempuan disana, “pungkasnya.
(ira/nug)