Road to Sekartaji 2025 Gunung Sari
MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Malang memproyeksikan perekonomian di Wilayah Kerja (Wilker) Malang yang terdiri dari Malang Raya, Pasuruan dan Probolinggo masih akan tumbuh stabil. Hal itu disampaikan oleh Kepala KPw BI Malang, Febrina pada acara Talk show Perekonomian Regional Malang Raya, Pasuruan dan Probolinggo 2025 “Arah Kebijakan dan Tantangan Perekonomian Regional 2025: Sinergi untuk Pemulihan dan Pertumbuhan Berkelanjutan” yang digelar di Atria Hotel Malang, Selasa (21/1).
“Proyeksi pertumbuhan ekonomi di Wilker BI Malang di tahun 2024 perkiraan akan tetap tumbuh kuat dan solid dengan rentang di 5,0 persen sampai dengan 5,8 persen. Pada triwulan ketiga, Wilker BI Malang menjadi pengungkit laju pertumbuhan yakni tumbuh sebesar 5,14 persen (yoy). Meskipun melambat dari triwulan kedua namun lebih baik dari Nasional maupun Jawa Timur, masing-masing sebesar 4,95 persen (yoy) dan 4,91 persen (yoy),” ungkapnya.
Sementara itu, di tahun 2025 kondisi perekonomian Wilayah Kerja Malang diperkirakan akan tumbuh baik, dengan kinerja perekonomian diperkirakan terjaga dan tumbuh pada Range 5,1 persen (yoy) sampai dengan 5,9 persen (yoy). Hal tersebut di dorong oleh sektor konsumsi rumah tangga dan ekspor, seiring dengan perbaikan kondisi dagang mitra utama.
“Meskipun begitu, pertumbuhan ekonomi diperkirakan masih akan menghadapi berbagai tantangan, di antaranya ketidakpastian geopolitik global serta potensi kenaikan harga komoditas energi dan bahan baku,” ujarnya.
Inflasi di Wilker BI Malang yang terdiri dari Kota Malang dan Kota Probolinggo pada tahun 2024 tercatat masih terkendali, dimana secara tahunan Kota Malang dan Kota Probolinggo mencatatkan inflasi masing-masing 1,36 persen dan 1,90 persen (yoy), Lebih rendah dibandingkan tahun 2023 sebesar 2,65 persen dan 2,86 persen (yoy). Hal ini di dukung perbaikan cuaca, terjaganya harga pupuk dunia, serta sinergi erat TPID dalam pengendalian inflasi.
“Inflasi tahunan di Kota Malang dan Kota Probolinggo dipicu oleh komoditas emas perhiasan, daging ayam ras, dan bawang merah,” imbuhnya.
Bank Indonesia juga terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi sejalan dalam program dalam Asta Cita. Di antaranya dengan koordinasi kebijakan moneter dan fiskal, Memperkuat ketahanan pangan, Pembiayaan ekonomi melalui KLM dan Akselerasi transformasi digital pemerintah.
“Kami yakin digitalisasi adalah kunci keberlanjutan dan inklusivitas. Hal ini akan terus kami gencarkan, tercermin dari sistem pembayaran yang sudah menggunakan digital. Hal ini juga di dukung dengan 4 Key Drives yakni bank yang terus melakukan transformasi digital, dukungan kebijakan SP Non Tunai Bank Indonesia, kolaborasi bank dan fintech yang terus berlanjut serta pesatnya transaksi e-commerce melalui berbagai inovasi,” paparnya.
Di tahun 2025 ini, BI Malang juga terus meningkatkan merchant dalam penggunaan QRIS. Tentunya dengan memperkuat kolaborasi dan koordinasi serta bersinergi dengan lembaga keuangan serta mendukung UMKM Go Digital untuk meningkatkan kelasnya dan bersinergi dengan berbagai stakeholder.
Kepala OJK Malang, Biger A. Maghribi, Kepala Kantor Perwakilan LPS II Surabaya, Bambang S. Hidayat, Kepala Seksi Bank KPPN Malang, Ronald Kamolan, Akademisi Prof Candra Fajri Ananda juga turut hadir sebagai pembicara dalam talkshow tersebut.
Prof. Candra Fajri A. menyampaikan perlunya quick win untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta adanya sinergi kerja sama antar daerah yang berkelanjutan antara lain dalam penguatan payment system, ekosistem halal serta pengembangan creative financing untuk mendukung program pembangunan.
Kepala OJK Malang, Biger Adzana M. menambahkan bahwa OJK akan memberikan dukungan dalam upaya peningkatan kredit dan pembiayaan serta literasi keuangan, khususnya UMKM untuk mewujudkan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.
Selanjutnya Kepala LPS Surabaya, Bambang Syamsul H. juga menyampaikan bahwa LPS akan memberikan dukungan terhadap Stabilitas Sistem Keuangan melalui fungsi penjaminan simpanan dan resolusi bank serta berpartisipasi aktif dalam implementasi kebijakan dalam rangka pengembangan ekonomi regional
KPPN Malang yang diwakili oleh Ronald Kamolan ikut menyampaikan kinerja APBN di wilayah Malang Raya Pasuruan di 2024 menjadi pondasi kuat untuk APBN 2025 dan memberikan kontribusi besar terhadap keuangan negara. Arah kebijakan APBN 2025 dirancang untuk menjadi milestone menuju Indonesia Emas 2045.
Acara tersebut turut dihadiri oleh pemimpin daerah 7 kota/kabupaten di wilayah kerja BI Malang, OPD terkait, akademisi, asosiasi pelaku usaha, perbankan, BPS, serta media massa. (adm/*/nda)