KUNJUNGI : Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya kunjungi TPA Tlekung dan TPS3R di Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu Minggu (1/10) sore.(MPM/IST)
MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya puji pengelolaan sampah secara mandiri di Kota Batu. Pujian tersebut dilontarkan saat mengunjungi TPA Tlekung dan TPS3R di Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu Minggu (1/10) sore.
“Menurut saya ini penting di dokumentasikan karena sangat baik dan sudah bisa bercerita banyak. Saya memang sengaja dari Jakarta jalan darat, saya dapat laporan bahwa ada 16 TPA dan kita telah lihat beberapa contoh dari kemarin. Saya sengaja Kota Batu sebagai ujung (pemberhentian.red). Kita akan lihat apa yang terjadi di sini ternyata bisa jadi percontohan baik,” ujar Siti.
Diungkapnya bahwa penanganan sampah, menurutnya yang paling penting adalah pengelolaan harus mulai dari jejaring di masyarakat. Karena masyarakat adalah bagian dari ujungnya.
Sementara itu Pj Walikota Batu Aries Agung Paewai menyampaikan terimakasih atas kunjungan yang Menteri LHK. Hal tersebut merupakan suatu kehormatan yang luar biasa.
Terkait pengelolaan sampah, berbagai program terus ditingkatkan dan terus dikolaborasikan antara eksekutif, legislatif, Pemdes/kelurahan, pelaku usaha dan masyarakat.
“Termasuk kami menghidupkan kembali TPS3R yang ada di desa/kelurahan dan juga berbagai RW dan RT serta dusun – dusun yang ada di wilayah Kota Batu. Saya melihat kesungguhan warga yang sungguh luar biasa karakter hidup dan juga terhadap pengolahan sampah ini cukup luar biasa,” terangnya.
Dengan pola baru tersebut, diungkap Aries bahwa masyarakat sudah mulai sadar bahwa pentingnya mengelola sampah dari sumbernya. Terlebih sampah juga memiliki nilai ekonomi jika dikelola dengan baik.
Ditambahkan oleh Kepala DLH Kota Batu, Aries Setiawan bahwa kunjungan Menteri LHK pertama untuk memonitor perkembangan pengelolaan sampah secara mandiri di Kota Batu. Dimana saat ini Kota Batu telah menerapkan pola baru mengelola sampah dengan komitmen semua pihak.
“Tadi saya laporkan bahwa pola baru ini adalah komitmen bersama Legislatif, Eksekutif, Kades/Lurah, pelaku usaha serta masyarakat untuk menyelesaikan persoalan sampah dari hulu. Harapannya persoalan sampah bisa diselesaikan secara mandiri di TPS3R. Dengan pola baru tersebut beliau sangat antusias kalau Kota Batu bisa jadi percontohan nasional dan internasional,” ungkapnya.
Selain itu, pihaknya juga melaporkan jika eksekutif dan legislatif menambah ADD sebesar 2 persen atau setiap desa mendapat tambahan sekitar Rp 500 juta. Anggaran tersebut khusus digunakan untuk optimalisasi mengelola sampah. Sehingga ADD yang diberikan Pemkot seluruhnya 12 persen.
“Menteri LHK juga menyampaikan bahwa pihaknya akan memberikan bantuan mesin RDF. Dengan mesin ini nantinya sampah bisa digunakan untuk nahan bakar alternatif pengganti batubara atau sampah sebagai bahan bakar,” paparnya.
Perlu diketahui bahwa penerapan pola baru mengelola sampah dari sumbernya atau dari lingkup RT RW, Dusun dan Desa/Kelurahan tersebut berawal dari ditutupnya TPA Tlekung yang telah overload. Sehingga masyarakat Tlekung meminta agar Pemerintah Daerah untuk menutup TPA dan tiap desa/kelurahan bisa mengelola sampah warganya masing-masing. (eri/jon)