Pushbike sedang digemari. Ini tak sekadar gaya hidup kaum urban. Anak-anak menemukan sarana belajar keseimbangan sekaligus melupakan gadget sejenak. (***)
Latih Keseimbangan Asah Prestasi
MALANG POSCO MEDIA – Beberapa tahun terakhir, populer olahraga sepeda tanpa pedal bagi anak anak. Ini bukan sekadar alat permainan.
Bahkan, belakangan ini sudah ada event-event kompetisi pushbike. Sepeda pushbike, sebenarnya merupakan balance bike atau sepeda yang fungsinya untuk melatih keseimbangan. Karena tidak ada pedal atau Kayuhan, maka untuk bersepeda pushbike, pengguna sepeda harus mendorong dengan kakinya sendiri. Maka dari itu, juga ada istilah lain seperti kick bike karena ketika bersepeda harus menendang untuk mendorong sepedanya.
Diperkirakan, pushbike muncul di Eropa, sekitar tahun 1997. Lalu terus menyebar hingga masuk di Indonesia kira-kira sekitar tahun 2016. Di Kota Malang sudah mulai bermunculan pushbike. Salah satunya ada klub XBC yang merupakan klub pushbike tertua di Kota Malang.
Founder XBC Malang Ahmad Victoria Asyhari mengungkapkan, ia merupakan salah satu dari segelintir orang yang menekuni olahraga pushbike di Kota Malang. Awalnya menekuni dunia olahraga motor trail, waktu itu harus jauh-jauh ke Jogja untuk melihat event pushbike yang saat itu juga masih belum terlalu populer.
“Saya ikut event pertama itu akhirnya saya bikin sepeda sendiri. Tidak tahu belinya dimana, kalau ada pun mahal. Padahal kalau dipikir tanpa pedal kok mahal. Akhirnya waktu itu saya bikin sepeda pushbike dari barang rosok, lalu dimodifikasi,” kenang Victor sapaan akrabnya.
Setelah dari Jogja, ia pun langsung membentuk klub XBC sekitar 2016 untuk mewadahi pecinta pushbike. Dari awalnya hanya anak-anak yang merupakan putra dari temannya, kemudian banyak bergabung anak-anak dari luar kota. Seperti dari Mojokerto hingga Surabaya. Dari awalnya hanya delapan rider anggota, kini sedikitnya ada 130 rider anggota.
“Pas pandemi, itu luar biasa bertambahnya. Masalahnya orang orang itu ingin bergerak cari kegiatan seperti olahraga. Yang lain lagi rem takut bergerombol, tapi XBC tidak. Pikiran saya waktu itu memang dengan olahraga, imun jadi kuat,” tegasnya.
Dengan tangan dingin Victor, Klub XBC telah melahirkan banyak rider yang berprestasi. Tidak hanya di skala regional, namun banyak juga yang telah berprestasi di ajang internasional.
“Terbaru di kompetisi di Malaysia kemarin, lima rider kami berhasil naik podium utama dari sebanyak 300 peserta yang berasal dari sembilan negara,” beber dia.
Tidak hanya XBC, juga ada klub Fast Forward yang dibentuk pada 2022 lalu. Meski baru dua tahun dibentuk, ternyata antusiasme masyarakat terhadap olahraga pushbike bagi anak anak ini begitu positif.
“Memang pushbike ini lagi ngetren karena anak-anak sekarang ini banyak yang kelebihan energi, kebanyakan main HP. Jadi ini adalah alternatif olahraga yang mudah, dan bisa digunakan anak anak untuk menyalurkan energinya,” terang Founder Fast Forward Agripta Ananda Putra kepada Malang Posco Media.
Animo masyarakat terhadap pushbike ini dikatakan Rio sapaannya sangat besar. Hanya butuh satu dua tahun saja, kini anggotanya sudah mencapai puluhan anak.
Pada tahun pertama, tercatat hanya lima anak anggotanya. Lalu pada tahun ini, jumlah anggotanya sudah mencapai 50 anak.
“Itu pun sekarang masih banyak waiting list. Masalahnya kami terkendala untuk mencari tempat yang luas. Pushbike ini kan memang butuh tempat luas, sementara anggota kami sudah 50 anak. Makanya, banyak yang DM kami, tiap hari minta untuk menjadi anggota. Tapi kami sampaikan kepada mereka untuk menunggu karena kami masih mencari tempat,” ungkapnya.
Selain Fast Forward, ada beberapa klub sepeda pushbike yang juga lebih dahulu dibentuk. Yang jelas, olahraga pushbike ini banyak diminati lantaran ada beragam manfaatnya.
Dijelaskan Rio, selain melatih motorik dan keseimbangan, bersepeda pushbike juga bisa membentuk pribadi anak yang berani, fisik terbentuk baik dan juga cerdas.
“Pushbike ini idealnya untuk anak-anak umur dua tahun sampai sembilan tahun. Setelah usia pushbike itu, bisa main sepeda BMX atau roadbike. Bahkan misalnya sepak bola atau basket, itu fisiknya mereka sudah siap. Jadi tinggal melatih teknik, karena fisiknya sudah dapat ketika pushbike. Selain itu, pribadi mereka lebih terkontrol dan pintar. Istilahnya otak sama badan terlatih,” beber Rio.
Menurut Rio, olahraga pushbike ini tidak terlalu sulit dipahami oleh usia anak-anak. Untuk anak usia dua tahun yang masih belum fasih berbicara saja, bisa memainkan pushbike meski harus menabrak pembatas. Oleh karenanya, kini banyak anak-anak pushbike yang sudah ikut kompetisi.
Untuk menyiapkannya, di klubnya FF itu, Rio menghadirkan pelatih yang berlatar belakang pendidikan olahraga. Sehingga diharapkan anak-anak bisa belajar teknik olah tubuh untuk menguasai pushbike ini.
“Kami seminggu tiga kali latihan di Matos dan Mall Dinoyo. Lalu tiap bulan sekali kami sekaligus berekreasi, karena latihannya di NK Cafe, di situ kan luas tempatnya,” kata dia.
Rio menyampaikan pushbike ini diprediksi masih akan terus bertumbuh di Kota Malang. Terutama adalah dari segi prestasi. Sebab ada banyak potensi dan talenta anak-anak dalam olahraga pushbike ini.
Apalagi kini didukung adanya kompetisi resmi seperti Festival Olahraga Masyarakat tingkat Kota (FORKOT), Festival Olahraga Masyarakat tingkat Daerah (FORDA) maupun Festival Olahraga Masyarakat tingkat Nasional (FORNAS). Ia pun berharap Kota Malang bisa meraih prestasi terbaik untuk olahraga pushbike ini. “Di nasional, untuk event pushbike sendiri bisa dibilang masih menata. Tapi di luar negeri sudah banyak. Seperti di Thailand, China, dan sebagainya, itu sudah banyak yang ikut,” pungkasnya. (ian/van)