Malang Posco Media – Ia berpegang teguh bahwa pendidikan jalan perubahan terbaik. Prinsip itu dilakoni Qoriatul Azizah. Perempuan 42 tahun asal Kota Batu ini memilih jadi pendidik sekaligus mendirikan sekolah non formal. Namanya Sekolah Alam Ilalang.
Sudah sekitar 21 tahun Qoriatul konsisten di jalannya. Warga Desa Sidomulyo Kecamatan Batu Kota Batu ini awalnya merintis bimbingan belajar.
“Embrio Sekolah Alam Ilalang diawali tahun 2001, saat saya membuka bimbingan belajar. Keinginan untuk membuka sekolah alam karena ada pengalaman di keluarga,” cerita Qoriatul.
Ia kerap melihat kegiatan anak-anak di lingkungannya. Setiap pulang sekolah aktivitas anak-anak dihabiskan dengan menonton TV. “Dari situ saya ingin agar anak-anak menghilangkan aktivitas tersebut,” bebernya.
Dimulailah bimbingan belajar. Aktivitas Qoriatul mendapat tanggapan baik dari masyarakat sekitar. Anak-anak yang ikut dalam kelompok belajar bisa mengubah kebiasaannya.
“Anak-anak memiliki aktivitas positif. Meski diawal bimbingan belajar hanya diikuti beberapa anak saja,” kenang Alumnus SDN Sidomulyo 3 ini.
Tahun 2006, Qoriatul diangkat menjadi PNS. Ia tetap menekuni bimbingan belajar yang dibentuknya. Setahun kemudian menjadi masa kejayaan bimbingan belajar yang ia kelola. Karena saat itu ada 12 guru yang mengajar. Sedangkan jumlah siswanya 187 orang.
Bimbingan belajar yang dibukanya gratis bagi anak-anak yang tidak mampu. Sedangkan mereka yang datang dari keluarga yang berkecukupan bisa bayar semampunya. Dia tak mematok biaya pendidikan.
Ia tak sekadar membimbing anak-anak yang sekolah di lembaga pendidikan formal. Anak-anak yatim piatu juga diperhatikannya. “Kami juga membimbing korban perundungan maupun anak-anak yang orang tuanya bercerai,” kata alumnus SMP Raden Fatah Kota Batu itu.
Jumlah peserta didik bertambah, ia akhirnya menumpang lembaga pendidikan RA Hasanah. Sebelumnya dia mengajar di rumahnya.
“Hingga pada tahun 2015, saya mendapatkan tanah hibah dari keluarga. Kemudian tanah hibah itu digunakan untuk tempat belajar mengajar,” terang alumnus SMA Islam Hasyim Asyari Kota Batu ini .
Tempat belajar sederhana. Bangunan semi permanen dari bambu berbentuk gazebo.Lokasinya di Gelora Bunga Desa Sidomulyo. Setelah memiliki tempat sendiri, pada 16 Juli 2016 ia mendirikan Sekolah Alam Ilalang.
“Nama Sekolah Alam Ilalang ini saya pilih bukan tanpa alasan. Memiliki makna filosofis. Yaitu merindukan angin namun tak ikut arus karena akarnya yang kuat,” tuturnya.
Dalam mengelola Sekolah Alam Ilalang ia menggandeng pihak ketiga atau donatur. Karena Qoriatul yakin sekolah akan lebih berkembang jika ada kolaborasi dengan pihak lain sebagi pendukung.
Sesuai dengan namanya, di Sekolah Alam Ilalang anak-anak diajarkan untuk mendapatkan pengalaman bersosialisasi. Baik dengan teman sebaya maupun dengan lingkungannya.
“Di sekolah, anak-anak dituntut kognitifnya. Sehingga di sini mereka bermain layang-layang, mancing, salat berjamaah, membaca, melukis sampai presentasi,” katanya.
Selain itu pihaknya juga mengajarkan kegiatan berbasis alam. Contohnya menanam bunga dan kegiatan lainnya.
Saat ini, di Sekolah Alam Ilalang terdapat 47 siswa yang dibimbing. Mereka dari jenjang SD, SMP dan SMA. Mayoritas anak-anak dengan latar belakang ekonomi rendah.
Dalam mendidik pihaknya tak membeda-bedakan karena latar belakang. Sebab menurutnya semua anak sama. Juga memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda.
“Mereka adalah anak langit yang dikirim Tuhan untuk saya. Jadi setiap anak memiliki keinginan baik. Tinggal kami yang bantu mewujudkannya dan mengarahkan,” ungkapnya.
Sedangkan jam belajar, Sekolah Alam Ilalang buka setiap hari, kecuali Senin. Jadwal sekolah buka mulai pukul 16.30 WIB sampai 19.30 WIB. Saat akhir pekan pukul 09.00 WIB sampai 13.00 WIB. (kerisdianto/van)