Cegah Hoaks, Polisi Turun Tangan
MALANG POSCO MEDIA- Ramai-ramai bentuk tim menghadapi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hewan ternak di Malang Raya. Bahkan di Kota Batu, polisi ikut turun tangan. Namun demikian warga tak usah khawatir.
Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang Nurcahyo mengatakan pihaknya terus melakukan penanganan PMK. Bahkan kini membentuk tujuh tim. Tujuannya melakukan peninjauan atau pemantauan langsung di lapangan.
“Kami bentuk tujuh tim, untuk penanganan PMK. Alhamdulillah berjalan lancar, dan saat ini sudah banyak hewan ternak yang sembuh,’’ katanya.
Nurcahyo yakin akhir Mei ini hewan ternak berupa sapi terindikasi PMK sembuh semuanya. Keyakinan itu seiring dengan pemberian obat yang terus menerus dan pemberian vitamin. “Termasuk penyemprotan disinfektan di kandang juga terus dilakukan,’’ tandasnya.
Sementara itu Bupati Malang HM Sanusi mengatakan 20 persen sapi terindikasi PMK di wilayah Kecamatan Ngantang dipastikan sembuh. Sanusi menjelaskan melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, Pemkab Malang bergerak cepat. Yakni memetakan dan melakukan berbagai upaya pencegahan. Selain itu juga pengobatan.
“Begitu ada informasi terkait PMK di Kabupaten Malang, OPD terkait langsung bergerak. Dari laporan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan tadi malam (Rabu malam), 20 persen ekor sapi yang terindikasi PMK di Kecamatan Ngantang sudah sembuh,’’ kata Sanusi.
Diberitakan sebelumnya di Kabupaten Malang ditemukan 115 ekor sapi ternak terindikasi PMK. Rinciannya 111 ekor di Kecamatan Ngantang, tiga ekor sapi di Kecamatan Singosari dan satu ekor di Kecamatan Wajak.
“Obat untuk sapi yang terindikasi PMK terus diberikan. Termasuk juga diberikan antibiotik dan vitamin. Sehingga penyembuannya pun semakin cepat,” tandasnya.
Sementara itu Polres Batu mulai turun tangan sikapi PMK. Kapolres Batu AKBP I Nyoman Yogi Hermawan mengajak masyarakat tetap tenang, tak termakan hoaks.
“Polres Batu bersama Pemkot Batu telah berkoordinasi untuk bahu membahu mengatasi PMK. Mulai dari upaya pelacakan dan pencegahan penularan agar kasus ini segera dikendalikan. Di antaranya dengan melakukan tracing dan edukasi kepada masyarakat tentang PMK,” jelas Yogi kepada Malang Posco Media.
Ia menerangkan penanganan terpadu telah dilakukan. Selain agar wabah dapat dikendalikan juga sebagai antisipasi pasokan daging sapi tak terganggu. Sehingga tidak berimbas pada kenaikan harga demi mencegah panic selling.
“Yang paling penting, bersama satgas kami melakukan sosialisasi tentang informasi yang benar bahwa PMK masih bisa disembuhkan. Ini dilakukan untuk mengantisipasi terganggunya pasokan daging hingga susu sapi. Serta menghindari adanya informasi tidak benar atau hoaks,” beber perwira polisi dengan dua melati di pundak itu.
Jika nanti peternak menemukan hewannya terindikasi PMK, Yogi meminta agar segera melaporkan kepada petugas atau posko kesehatan hewan yang berada di Posko Penanganan dan Pengendalian PMK di Kantor Desa Sumbergondo. Nomor kontaknya 085334239163.
Sebelumnya disampaikan Kepala DPKP Kota Batu, Ir Sugeng Pramono bahwa gejala klinis PMK seperti demam tinggi 39-41 derajat, keluar rongga lendir berlebihan dari mulut dan berbusa, luka sariawan pada rongga mulut dan lidah. Selain itu tidak mau makan, pincang, luka pada kaki dan diakhiri lepas kuku, sulit berdiri, gemetar, napas cepat, hingga produksi susu yang menurun drastis.
Hingga Kamis (12/5) sore, disampaikan Sugeng ada penambahan sapi yang suspek PMK. Dari total awal 33 ekor sapi bertambah menjadi 42 ekor sapi yang sakit di Desa Sumbergondo. Sedangkan kambing yang sakit di Desa Sumbergondo sebanyak lima ekor dari jumlah populasi sebanyak 20 ekor.
Setelah Kabupaten Malang dan Kota Batu, kini giliran Kota Malang menemukan sapi yang diduga terpapar PMK. Hal itu diketahui setelah ditemukan seekor sapi yang mati di Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Malang dan dua sapi lagi mengalami gejala klinis PMK. Kejadiannya Rabu (11/5) lalu.
Temuan itu, kemudian dilaporkan kepada Pemprov Jatim. Kemudian langsung dilakukan pengambilan sampel. Perlu waktu dua hingga tiga hari untuk memastikan apakah kasus itu positif PMK atau bukan. Kini di lokasi tersebut juga sudah disterilkan
“Tindakan kami dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan), sudah melakukan disinfeksi di lokasi kejadian dan melakukan petunjuk dari provinsi bahwa sapi yang mati itu kita bakar dan kita kuburkan kemarin. Ini sebagai salah satu upaya untuk memutus rantai virus PMK,” terang Kepala Dispangtan Kota Malang Sri Winarni, Kamis (12/5) kemarin.
Winarni berharap wabah PMK sapi tidak merebak di Kota Malang. Apalagi mengingat dalam waktu dekat ini akan segera tiba Hari Raya Idul Adha yang membutuhkan sapi maupun kambing.
Selain menggencarkan edukasi dan sosialisasi kepada peternak dan masyarakat, pihaknya juga akan mengambil langkah strategis. “Ini sedang kita siapkan Satgas Pengendalian dan Penanganan PMK. Terkait kasus wabah PMK, tentu harus tetap jadi perhatian kita. Ini kami dari Dispangtan sedang mempersiapkan petunjuk teknisnya seperti apa,” ungkap Winarni.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dispangtan drh Anton Pramujiono menambahkan, setelah adanya temuan suspek PMK di Kota Malang, pihaknya mensosialisasikan lagi agar memperketat keluar masuk sapi. Apalagi mendatangkan sapi dari daerah yang sebelumnya telah terkena wabah PMK. (ira/eri/ian/van)