MALANG POSCO MEDIA, MALANG -Smart µ (Miu) Meter, adalah alat pendeteksi kekasaran permukaan jalan menggunakan sistem Internet of Things (IoT). Karya inovasi mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Alat terbit tercipta dilatarbelakangi tingginya kecelakaan akibat kondisi jalan.
Salah satu anggota tim, Alifia Oriana mengatakan kebutuhan akan pemeliharaan pada permukaan jalan sangatlah penting untuk menjaga kualitas jalan. “Semakin menurunya tingkat kekesatan pada permukaan jalan, semakin besar kemungkinan terjadi kecelakaan pada kendaraan. Oleh karena itu, tujuan kami membuat alat ini yaitu untuk mengurangi angka kecelakaan,” terang Alifia.
Mahasiswa Teknik Sipil itu menyampaikan cara kerja Smart µ (Miu) Meter yaitu dengan mengambil foto bagian jalan yang terlihat bagus dan berlubang. Hasil foto dikirim melalui bluetooth ke dalam aplikasi dan diolah dengan metode pengolahan citra hingga mendapatkan hasil yang maksimal. Menariknya, alat yang masih dalam proses pembuatan dan penyempurnaan ini berhasil mendapat pendanaan dari Kemdikbud-Ristek RI.
“Penggunaan Internet of Things disini sangat berperan penting karena memudahkan proses transfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia ke manusia atau manusia ke komputer. Jadi alat ini bisa dikontrol dari jarak jauh,” jelas Alifia.
Alifia menambahkan selama proses pembuatan alat, kendalanya hanya pada kamera. Karena belum bisa menemukan kamera yang stabil saat menangkap gambar. Ia menjelaskan bahwa pada dasarnya, alat yang dibuat timnya tidak memerlukan modal yang sangat besar, tapi memiliki pengaruh yang besar.
“Alat ini belum ada di manapun. Kalaupun ada hasilnya, saya rasa belum akurat dan masih dioperasikan secara manual. Alat ini kami buat dengan keunggulan pendeteksi yang terperinci karena menggunakan analisis gambar dari foto yang diambil kamera,” tegas Alifia.
Terakhir, Mahasiswa asal Malang ini mengungkapkan ketika timnya membuat alat ini banyak mendapat cemooh dan diragukan oleh banyak orang karena dianggap tidak berguna dan tidak bermanfaat. Namun semua itu diterima bagai angin lalu oleh Alifia dan tim.
Dalam pengemabngannya ia tidak sendiri, Alifia dibantu Devita Intan Berliana dan Safa Roja Nayakajati yang merupakan mahasiswa Teknik Sipil serta Riko Agung Permana dari Teknik Mesin dan Daniel Saputra Kosasih dari Teknik Elektro.
“Kami juga mendapat dukungan dan bimbingan langsung dari dosen Teknik Sipil. Besar harapan kami, alat ini bisa tembus sampai ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) dan bisa mendapatkan hak paten dari pemerintah,” pungkasnya. (imm)