spot_img
Thursday, April 25, 2024
spot_img

Anggri Sartika Wiguna Founder Agronesian

Rangkul 513 Petani Ekspor Kopi di Dunia

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Kemampuan mengembangkan teknologi digital kini memang bisa membawa seseorang kemana saja. Bagi Anggri Sartika Wiguna, kemampuan tersebut lebih bermakna jika bisa membantu orang lain. Inilah yang dia lakukan saat membangun platform pemasaran digital yang dinamai Agronesian.

Perempuan asal Kelurahan Madyopuro Kecamatan Kedungkandang ini mengembangkan platform pemasaran digital yang berhasil merangkul sebanyak 513 petani kopi dari wilayah Dampit, Arjuno, Bromo hingga Ijen. Produksi kebun kopi petani-petani lokal ini sudah dipasarkan hingga ke berbaga penjuru dunia lewat platform yang dibangunnya pada tahun 2019 itu.

“Untuk pemasarannya sudah menjangkau Dubai, Kanada, Singapura, China, Malaysia dan negara lainnya. Saat ini ada 513 petani yang gabung dan akan semakin merangkul lebih banyak lagi,” jelas Sartika sapaannya kepada Malang Posco Media kemarin.

Perempuan kelahiran 1980 ini menjelaskan, berdirinya Agronesian dilatarbelakangi fakta bahwa banyak petani lokal Indonesia tidak mengetahui cara memasarkan produknya ke kancah/ dunia bisnis yang lebih luas. Padahal permintaan atau minat produk pertanian, khususnya kopi Indonesia sangat besar.

Para petani membutuhkan tim pemasaran. Inilah yang melatarbelakangi Anggri menciptakan platform Agronesian di 2019 lalu. Alumnus Magister Teknik Elektro Universitas Brawijaya (UB) Malang ini memang kerap melakukan penelitian di lingkup perkebunan saat studi.

Di situlah ia mengetahui apa-apa saja yang sebenarnya dibutuhkan para petani lokal, khususnya di Malang Raya. Dengan kemampuannya ia membentuk Platform Agronesian tersebut.

“Saya memang ingin lebih memberi manfaat. Ingin menjalin kemitraan dengan petani, membantu memasarkan dan memberi edukasi juga terhadap konsep modern business to business (b to b) dengan fokus ekspor,” tegas CEO Agronesian ini.

Dari sini ia pun bisa membantu ratusan petani lokal Malang Raya dan sekitar untuk memasarkan produk kopi yang dihasilkan. Selain merangkul ratusan petani, Anggri juga bisa memperkerjakan secara lepas sebanyak 30 pegawai untuk membantu pemasaran produk dan melakukan aktivitas eskportir produk.

Secara konsisten, selain membantu pemasaran ia juga memberi edukasi akan pengembangan bibit kopi. Mulai dari awal pembibitan, panen dan proses pemasaran diajarkan pada petani. “Teman-teman petani yang bergabung juga akan saling bantu. Setiap hari, petani ini update proses pembibitan hingga panen. Saya di bagian pemasarannya,” jelasnya.

Dalam satu kali kirim, ukurannya MOQ, sekitar 1 MT (sekitar 1.000 kg) sampai 20 MT yang bisa diekspor. Jumlah ini termasuk untuk jenis kopi Robusta dan Arabica yang memang digandrungi pasar dunia saat ini. Perempuan yang juga Penasehat Kanal Ekspor Indonesia Regional Jawa Timur ini menerangkan bahwa baru-baru ini, Agronesian mendapatkan apresiasi cukup membanggakan.

Agronesian besutannya dinobatkan predikat sebagai eksportir biji kopi yang diapresiasi Pemprov Jatim dan ECS (Ekspor Center Surabaya) Kementerian Perindustrian dan Perdagangan di Tahun 2022. Dan juga mendapat kesempatan dalam program ECP (Export Coaching Program) PPEJP (Pusat Pelatihan SDM Ekspor dan Jasa Perdagangan) Kementerian Perdagangan di Tahun 2022.

“Dengan apresiasi itu bisa meningkatkan lagi kapasitas pemasaran dan memberi ilmu lebih lagi untuk bisa diaplikasikan nanti. Semoga ini bisa lebih bermanfaat ke depan untuk teman-teman petani lokal di Malang juga Indonesia,” tutur Sartika.

Ia pun  berharap Indonesia bisa menjadi lumbung pertanian internasional. Sehingga dengan itu perekonomian masyarakat bisa terangkat. Juga diharapkan generasi muda bisa lebih tertarik berbisinis di dunia agriculture. Dengan cara modern dan kekinian. (sisca Angelina/lim/mpm)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img