Dampak BB TNBTS Naikkan Harga Tiket, Pengelola Jasa Wisata Mengeluh
MALANG POSCO MEDIA – Penyedia jasa wisata mengeluhkan kenaikan tarif masuk di kawasan wisata Bromo dan sekitarnya dalam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Hal ini berdampak wisatawan membatalkan rencana kunjungan dan mengalihkan wisata ke lokasi lain.
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) sebelumnya resmi memberlakukan tarif baru wisata Gunung Bromo. Kebijakan ini mulai berlaku 30 Oktober 2024 lalu. Hal ini telah dirilis dalam akun resmi Instagram @bbtnbromotenggersemeru.
Tertera pula penjelasan mengenai penyesuaian tarif mengacu pada PP Nomor 36 Tahun 2024 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Kenaikan tarif masuk wilayah TNBTS untuk wisatawan nusantara yang sebelumnya pada weekday Rp 29 ribu naik menjadi Rp 54 ribu. Sedangkan pada weekend Rp 34 ribu naik menjadi Rp 79 ribu.
Sedangkan untuk wisatawan mancanegara pada weekday maupun weekend menjadi Rp 255 ribu dari sebelumnya Rp 220 ribu pada weekday dan Rp 310 ribu pada weekend.
Andik Lintangan, pengelola jasa wisata Lintangan Trip yang berada di Jalan Raya Desa Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo mengatakan, kenaikan tiket secara tiba-tiba tanpa ada sosialisasi.
“Belum ada sosialisasi, jadi langsung pengumuman di Instagram TNBTS,” katanya saat ditemui Malang Posco Media, Senin (4/11) kemarin.
Dampaknya, sekitar 300 pack atau orang yang dominan dari Jakarta dan Bandung yang telah booking sebelum kenaikan tarif membatalkan penggunaan jasa yang dikelolanya untuk ke kawasan Gunung Bromo.
“Ada pemberitahuan tarif naik segitu, akhirnya dialihkan ke Batu. Mereka sudah booking hotel di Malang, otomatis daripada ke Bromo ini kekurangan biaya, lebih baik dialihkan ke Batu, daripada cancel hotel,” bebernya.
Sementara bagi wisatawan lain yang juga telah booking jauh dari penyesuaian tarif namun tetap menuju kawasan wisata Gunung Bromo, kata Andik, tambahan biaya dibagi fity-fifty.
“Jadi tamu 50 persen dan kami 50 persen. Karena kami sudah deal sebelum ada pemberitahuan kenaikan tarif. Daripada kita bebani customer full semua, otomatis fifty-fifty,” kata Andik.
Ia menambahkan terjadi penurunan wisatawan setelah berlakunya kenaikan tarif. Padahal menjelang akhir tahun, rentang waktu November, Desember dan Januari mestinya ramai wisatawan.
Pihaknya juga kini mensosialisasikan ke wisatawan tidak menjual tiket secara include dengan trip ke kawasan wisata Gunung Bromo.
“Kalau sekarang sistem sewa Jeep . Non tiket. Tiket customer online, bisa boking sendiri atau bantuan kami,” tambah pria yang sudah 12 tahun berkecimpung di jasa wisata tersebut.
Saat ditanya kenaikan tarif drone yang ramai jadi perbincangan di media sosial (medsos), Andik menyampaikan bila diketahuinya hal tersebut masih bersifat wacana. “Itu belum dishare, masih bersifat wacana,” tandasnya.
Sementara itu, terlihat rombongan wisatawan dari Jabodetabek tiba di tempat jasa wisata Lintangan Trip, Kecamatan Poncokusumo, kemarin. Mereka yang sudah terlanjur booking harus menambah tarif masuk. Hal ini disampaikan oleh salah satu rombongan, Suryani.
“Agak terkejut juga ya (kenaikan tarif). Karena kami sudah booking dari bulan lalu sama agen. Tapi tiba-tiba dikabarkan naik sampai 200 persen ya,” kata Suryani.
Namun karena bersama rombongan, lanjut perempuan berusia 55 tahun itu, sehingga tetap melanjutkan menuju wisata Gunung Bromo dengan tetap menambah biaya per orang.
“Awalnya Rp 35 ribu per kepala. Tetapi kan saya bawa rombongan 44 orang. Akhirnya nambah Rp 25 ribu per kepala. Jadi yang diinfo nambah untuk tiket masuk ke Bromo ” kata Suryani.
Sementara itu hingga berita ini ditulis, Kepala Bagian Tata Usaha BB TNBTS, Septi Eka Wardhani belum merespon saat dihubungi Malang Posco Media untuk konfirmasi kenaikan tarif masuk kawasan TNBTS maupun terkait sosialisasinya. (den/van)