spot_img
spot_img
Thursday, March 28, 2024
spot_img
spot_img

BPBD Batu Kelimpungan

Rawan Bencana, Minim Anggaran

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu terpaksa kelimpungan dalam penanganan kebencanaan. Terlebih, dalam beberapa tahun ini banyak terjadi bencana dan juga bencana non alam seperti Pandemi Covid-19 dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

“Tingginya mobilitas BPBD Kota Batu dalam menangani kebencanaan di Kota Batu tidak seimbang dengan penggelontoran plot APBD disetiap tahunnya. Contohnya saja anggaran kebencanaan yang diberikan selalu habis lebih cepat sebelum tutup tahun,” ujar Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Batu, Achmad Choirur Rochim kepada Malang Posco Media,Rabu (5/10) kemarin.

Ia menjelaskan,BPBD Kota Batu rata-rata dalam tiga tahun tahun mendapatkan anggaran seluruhnya Rp 7 miliar. Dari jumlah itu untuk anggaran penanganan darurat dan pasca bencana senilai Rp 2 miliar dan sudah habis pada bulan Juni lalu.

“Memang saat terjadi pandemi Covid-19 tahun 2020 kami mendapat anggaran lebih besar sejumlah Rp 9 miliar. Dengan plot penanganan darurat dan pasca bencana sebesar Rp 3 miliar,” bebernya.

Kemudian di tahun 2022 ini,anggaran BPBD Kota Batu untuk penanganan darurat dan pasca bencana juga sudah habis setelah ikut menangani wabah PMK. Sehingga di PAK ditambahkan sekitar Rp 500 juta.

Memang kalau masih kurang bisa diambilkan dari Belanja Tidak Terduga (BTT) sekitar Rp 15 miliar. Tapi setidaknya melihat permasalahan belakangan pihak BPBD bisa mendapatkan tambahan anggaran agar bisa melayani secara maksimal apabila terjadi kebencanaan.

“Kalau rekomendasi dari pusat, setidaknya anggaran untuk BPBD diambilkan 2 persen dari APBD. Untuk Kota Batu sendiri APBD mencapai Rp 1 triliun. Artinya 2 persen dari APBD tersebut sekitar Rp 20 miliar karena APBD Batu sekitar Rp 1 triliun,” imbuhnya.

Meski begitu, lanjut dia, untuk Kota Batu sendiri setidaknya anggaran bisa diangka Rp 10 miliar. Jumlah tersebut dinilai BPBD Kota Batu sudah cukup ideal.

Kota Batu sendiri, untuk ancaman bencana alam hidrometeorologi masih mengancam Kota Batu menjelang peralihan musim kemarau ke penghujan. Berkaca pada tahun sebelumnya banjir bandang yang mengakibatkan tujuh korban jiwa masih menjadi momok.

“Tidak menutup kemungkinan peristiwa banjir dikawasan Bulukerto pada tahun lalu kembali terjadi. Ini karena potensinya masih ada. Tidak hanya Desa Bulukerto, terdapat sekitar 10 titik potensi banjir pada tahun ini seperti Sungai Beru dan Sungai Paron,” terangnya.

Selain itu juga beberapa titik dikawasan pemukiman Kota Batu seperti Kelurahan Sisir dan Kelurahan Temas. Selain bencana banjir, kata Rochim ada tujuh titik kawasan dengan potensi bencana longsor yakni Desa Giripurno, Kelurahan Songgokerto (payung.red), dan Desa Gunungsari. (eri/nug)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img