MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Perayaan Idul Fitri 1443 Hijriah digelar dengan berbeda oleh warga di Kampung Meduran Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu dengan memasak ketupat raksasa. Tak tanggung-tanggung, ketupat yang dibuat secara gotong royong oleh warga RT 1 dan 2 RW 2 ini memiliki ukuran 75×75 Cm dengan berat 25 Kg.
Sesepuh Kampung Meduran, Satemo mengatakan bahwa kegiatan membuat ketupat raksasa baru dilakukan untuk pertama kali. Pembuatan ketupat raksasa dilakukan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat kepada Allah SWT.
“Bukan hanya bentuk rasa syukur. Perayaan Lebaran ketupat raksasa ini juga memiliki arti kelepatan atau kesalahan yang kita miliki yang kemudian bisa dilebur (saling memaafkan.red) di Hari Raya Idul Fitri kali ini,” ujar Satemo kepada Malang Posco Media, Jumat (6/5) malam.
Selain bentuk rasa syukur, Ia menerangkan bahwa kegiatan tersebut sebagai bentuk uri-uri budaya. Dengan harapan generasi muda kedepannya bisa tetap mempertahankan tradisi kupatan.
Sementara itu, salah satu warga pembuat ketupat raksasa Dartik membutuhkan janur sebanyak 300 lembar. Proses pemasakan dilakukan oleh ibu-ibu PKK warga Meduran.
“Untuk proses dikerjakan oleh 10 orang dengan bahan baku beras 23 Kg. Ketupat dimasak matang sekitar 8 Jam. Serta menu pendamping berupa opor dan kare ayam,” imbuhnya.
Dalam perayaannya, warga Meduran mengarak ketupat yang dibuat selama tiga hari berkeliling kampung menuju Masjid Misbahussudur. Selanjutnya warga saling bermaaf-maafan dan kemudian menikmati ketupat secara bersama-sama. (eri)