MALANG POSCO MEDIA, SURABAYA – Perum Bulog Kantor Wilayah Jawa Timur mencatatkan pencapaian tertinggi dalam satu dekade terakhir. Hingga 24 April 2025, realisasi pengadaan beras di wilayah ini telah mencapai 300 ribu ton, angka tertinggi selama 10 tahun terakhir untuk periode yang sama.
Pemimpin Wilayah Perum Bulog Jatim, Langgeng Wisnu, menyampaikan bahwa puncak panen masih berlangsung hingga Mei 2025. Ia optimistis jumlah pengadaan gabah dan beras akan terus bertambah.
“Ini adalah angka pengadaan tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Jawa Timur kembali membuktikan diri sebagai penyuplai utama kebutuhan pangan nasional, terutama untuk cadangan beras pemerintah,” ujar Langgeng, Jumat (25/4).
Ia menambahkan bahwa capaian ini membawa dampak signifikan terhadap perekonomian petani di Jawa Timur. Kesejahteraan petani meningkat, salah satunya tercermin dari naiknya Nilai Tukar Petani (NTP), seiring jaminan harga beli gabah oleh Bulog sesuai Harga Pokok Pembelian (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram.
“Bulog Jatim telah menyerap gabah petani senilai Rp3,6 triliun. Perputaran uang sebesar ini tentu memberikan dampak ekonomi besar kepada masyarakat dalam empat bulan terakhir sejak Januari 2025,” jelasnya.
Langgeng juga mengapresiasi sinergi dan kerja sama seluruh pihak yang telah berperan dalam pencapaian ini. Mulai dari jajaran TNI melalui Kodam dan Kodim, Satgas Pangan Polri, petugas penyuluh pertanian, serta pemprov, pemkab, dan pemkot.
“Kami juga berterima kasih kepada tim Bulog yang tergabung dalam ‘Tim Jemput Gabah Beras’. Mereka turun langsung ke pelosok Jawa Timur, bahkan sampai malam hari, demi memastikan gabah petani terserap dengan baik,” tuturnya.
Untuk mendukung kelancaran distribusi dan penyerapan, gudang Bulog di seluruh Jatim tetap beroperasi tujuh hari seminggu tanpa mengenal hari libur.
“Gudang Bulog selalu buka, bahkan saat tanggal merah. Ini komitmen kami untuk menjaga ketersediaan dan kestabilan pangan nasional,” pungkas Langgeng. (ntr/aim)