MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Pemerintah Kota Malang terus berupaya mengendalikan inflasi. Melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terus melakukan stabilisasi atau mengendalikan harga-harga komoditi pangan yang saat ini cenderung naik di pasaran.
Salah satunya melalui Pasar Murah yang diawali di Lapangan Kelurahan Merjosari Kecamatan Lowokwaru, Selasa (20/2) kemarin. Satu paket sembako murah dibanderol dengan harga Rp 100 ribu mendapatkan beras 5 kilogram, minyak goreng 1 liter, gula 1 kilogram, bawang merah 1 kilogram dan bawang putih 1 kilogram. Pj Wali Kota Malang Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM yang membuka secara langsung kegiatan itu menjelaskan bahwa Pasar Murah ini merupakan salah satu bentuk upaya dari TPID Kota Malang untuk menekan, stabilisasi atau mengendalikan harga-harga komoditi pangan yang saat ini cenderung naik.
“Hari ini (kemarin, red) kami langsung turun kepada masyarakat, jadi tidak langsung pada distributor. Karena memang kami harapkan bisa langsung menekan terkait harga-harga komoditi pangan yang saat ini ada di pasar murah,” terang Wahyu kepada Malang Posco Media.
Wahyu pun meminta kepada masyarakat tidak perlu panik sebab dengan adanya Pasar Murah ini juga membuktikan bahwa ketersediaan bahan pokok masih ada. Hanya tinggal menekan harga bahan pokok agar menjelang Ramadan nanti tidak ada harga yang mengalami kenaikan tinggi.
“Harapannya bisa menstabilkan harga dan menjaga stok pangan di tengah warga,” tambah Wahyu.
Ia pun menyinggung, untuk kondisi inflasi di Kota Malang relatif masih ada di bawah angka inflasi Provinsi Jawa Timur dan nasional. Data terakhir pada Januari kemarin, angka inflasi Kota Malang hanya 0,23 persen secara month to month dan secara year to year sebesar 2,29 persen. Kendati begitu, menyikapi adanya tren kenaikan bahan pokok belakangan ini, maka perlu digelar Pasar Murah.
“Dalam dua bulan terakhir ini fluktuasi komoditi bahan pangan sangat berpengaruh. Terlebih terkait harga itu kenaikannya sangat dirasakan oleh masyarakat. Sehingga salah satu jurus untuk mengintervensi ini adalah dengan mengadakan pasar murah yang merata di 5 kecamatan,” tegas Wahyu.
Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang Eko Sri Yuliadi menyebut, setelah pelaksanaan Pasar Murah di Kelurahan Merjosari Kecamatan Lowokwaru ini, akan dilanjutkan lagi di kelurahan lain. Yakni pada 21 Februari di Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing, 22 Februari di Kelurahan Gadingkasri Kecamatan Klojen, 23 Februari di Kelurahan Bakalankrajan Kecamatan Sukun dan 26 Februari di kantor Diskopindag Kecamatan Kedungkandang.Total seluruhnya mencapai 9.500 paket sembako murah.
“Selain mengendalikan inflasi di Kota Malang, juga menjaga stabilitas harga bahan pokok, lalu memenuhi kebutuhan warga dan juga mencegah stunting,” tegas Eko.
Salah satu warga, asal Kelurahan Sumbersari Kecamatan Lowokwaru Yusunarya (57) mengaku sangat bersyukur adanya sembako dengan harga murah ini. Paket sembako ini dinilai sangat terjangkau, karena harga beras 5 kilogram di pasaran saja nilainya sudah mencapai Rp 75 ribu hingga Rp 80 ribu. Sementara paket sembako murah ini seharga Rp 100 ribu sudah mendapatkan beras 5 kilogram beserta bahan pokok lainnya
“Dibandingkan di pasar lebih murah ini. Kalau harga beras di pasar harganya mahal banget kisaran Rp 75 ribu. Jadi sangat membantu banget, kalau bisa setiap bulan ada seperti ini. Uang belanja semakin besar kalau harga sembako ini naik terus,” syukur Yusunarya. (ian/aim)