MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat kembali bernostalgia semasa mudanya saat berkunjung ke SMAN 8 Malang, Selasa (30/7) kemarin. Ia tampak sumringah kala berkeliling dan mengamati berbagai perubahan yang terjadi, di sekolah yang dulunya bernama SMA (Proyek Perintis Sekolah Pembangunan) PPSP IKIP Malang itu.
Kedatangannya ke SMAN 8 Malang ini sebenarnya dalam rangka meninjau layanan perekaman administrasi kependudukan (Adminduk). Sehingga selain bernostalgia, ia memastikan layanan seperti perekaman e-KTP hingga Identitas Kependudukan Digital (IKD) berjalan dengan maksimal.
“Saya datang sekaligus untuk memberikan arahan terkait dengan perekaman E-KTP, juga memberikan semangat pada mereka karena saya juga alumni dari SMAN 8 Malang,” jelas Wahyu.
Ia bersyukur, dengan kedatangannya tersebut, para siswa sangat antusias dan proaktif melakukan perekaman adminduk. Dalam kesempatan itu, ia pun memberikan sejumlah pesan terutama bagi siswa yang berusia 17 tahun dan baru mendapatkan e-KTP. Ia berpesan agar berhati-hati dalam menyimpan e-KTP, memanfaatkan e-KTP hingga harus menyadari punya tanggung jawab saat momen pemilu nanti. Yakni supaya tidak golput.
“Termasuk juga saya berpesan untuk 27 November 2024 nanti, untuk kalangan muda ini bisa memberikan suaranya. Agar bisa berpartisipasi untuk pembangunan Kota Malang ke depan,” tegasnya.
Selain di sekolah-sekolah, Wahyu menyebut upaya jemput bola seperti ini juga dilakukan di berbagai kesempatan lain. Apalagi untuk mengejar capaian IKD, upaya jemput bola ini juga dilakukan seperti di Car Free Day, mall, hingga kegiatan-kegiatan yang digelar Pemkot Malang.
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Malang Dahliana Lusi Ratnasari menambahkan, layanan kependudukan yang dibuka di SMAN 8 Malang kemarin merupakan lanjutan dari program jemput bola dengan berkeliling ke sekolah-sekolah. Targetnya adalah siswa yang berusia 17 tahun, yang merupakan pemilih pemula.
Di SMAN 8 Malang terdata sekitar 200 siswa yang merupakan pemilih pemula. Namun, berdasar data Dapodik, secara umum di Kota Malang terdapat 10 ribu yang merupakan pemilih pemula.
“Waktu pilpres kemarin, kami disuruh buka layanan empat hari saat libur nasional karena untuk mengejar yang belum punya KTP, hilang, atau rusak. Daripada nanti seperti itu, maka kami selesaikan sekarang full,” jelas Lusi.
Sampai saat ini, progres untuk perekaman pemilih pemula itu sudah mencapai 90 persen lebih. Namun demikian, tantangannya adalah, dari jumlah sebanyak itu, bisa saja sebagian di antaranya kini bertinggal di daerah lain.
“10 ribu itu adalah prediksi sampai nanti tanggal pencoblosan, 27 November 2024. Makanya sampai sekarang yang usia 16 tahun lebih bisa sekaligus rekam. 10 ribu kami selesaikan sampai November ini karena tersebar di seluruh Indonesia murid kami yang warga Kota Malang,” tandasnya. (ian/aim)