spot_img
Wednesday, May 21, 2025
spot_img

Rekonstruksi Payudara Disarankan untuk Stadium Dini

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Rekonstruksi payudara menjadi angin segar bagi kalangan perempuan yang menderita kanker payudara. Pasalnya, perempuan yang kehilangan payudaranya, bisa mempunyai payudara baru meski kondisinya tidak bisa sepenuhnya sama seperti sebelumnya. Namun demikian, rekonstruksi payudara ini disarankan untuk pasien kanker payudara stadium dini.

Sebab, untuk pasien kanker stadium lanjut, hasilnya akan berbeda. Oleh karena itu, masyarakat harus lebih paham bagaimana pencegahan kanker payudara sedini mungkin agar tidak sampai terlambat.

“Penyebab kematian tertinggi pada wanita itu kanker. Kasusnya banyak, tragisnya yang dikirim kesini sudah stadium lanjut. Pasien datang baik ke fasilitas kesehatan, puskesmas, klinik itu sudah berat. Di Jakarta pun sama, 75 persen pasien datang sudah pada stadium lanjut atau stadium 3 dan 4,” ungkap Direktur RSUD dr. Saiful Anwar (RSSA) Malang Dr. dr. Moch. Bachtiar Budianto, Sp.B, Subsp.Onk (K), FINACS, FICS.

Bachtiar pun menggambarkan, selama beberapa tahun ini jumlah pasien kanker masih tergolong tinggi. Berdasarkan catatan, jumlah kunjungan pasien rawat inap kanker payudara di RSSA pada tahun 2022 mencapai 744 pasien.

Sementara pada 2023 jumlah kunjungan pasien meningkat menjadi 939 pasien. Sedangkan pada tahun ini, rentang Januari sampai Agustus kemarin, sudah ada 637 pasien rawat inap.

“Kalau operasi kanker payudara, seminggu itu bisa tiga sampai empat kali operasi,” sebut Bachtiar.

Melihat kondisi banyaknya kasus kanker payudara, Bachtiar berharap kepada masyarakat agar bisa lebih peka dan peduli untuk memeriksakan diri sedini mungkin. Bisa dilakukan dengan Periksa Payudara Sendiri (Sadari) atau bisa ke dokter dengan menggunakan USG atau bahkan mammografi.

“Stadium satu ya harus operasi. Satu satunya cara tidak dioperasi, kalau kankernya ukurannya kurang satu senti meter. Di Indonesia hampir tidak pernah, kecuali pas skrining atau penyuluhan masyarakat,” jelasnya.

Semakin besar kondisi stadium kankernya, maka makin kecil angka kesembuhannya. Berpengaruh juga jenis terapi yang akan dilalui.

“Stadium berapa itu berpengaruh pada outcomenya. Terapinya juga lebih panjang, sulit. Angka kesembuhan makin kecil. Stadium satu dan dua langsung diangkat (sel kankernya) kalau stadium lanjut lokal diberi kemoterapi dulu, harapannya (sel kankernya) mengecil baru diangkat,” bebernya.

Oleh karenanya, rekonstruksi payudara bisa untuk semua kondisi stadium kanker. Namun untuk stadium lanjut, perlu ada treatmen khusus dan hasilnya tidak bisa sama dibandingkan dengan stadium dini.

“Makanya, biasanya stadium lanjut itu sudah tidak ingin rekonstruksi, karena yang penting sembuh. Kalau pada pasien muda, ingin dilakukan rekonstruksi. Jadi rekonstruksi payudara itu prinsipnya, penyakitnya harus selesai dulu,” tutup Bachtiar. (ian/aim)

-Advertisement-.

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img