MALANG POSCO MEDIA – Tak ada firasat apa pun jelang laga home Arema FC menjamu Persebaya Surabaya dalam pertandingan lanjutan Liga 1 2022/2023 di Stadion Kanjuruhan, 1 Oktober lalu. Hanya saja, laga derbi Jatim ini menjadi atensi khusus bagi Malang Posco Media. Berikut catatan wartawan Malang Posco Media, Buari yang berada di lokasi saat tragedi Kanjuruhan itu terjadi.
Sebagai penanggung jawab halaman Arema Sport, mengedit berita-berita Arema FC, saya mendapat atensi untuk mengawal berita-berita duel klasik ini. Bahkan atensi dari pimpinan Malang Posco Media saya terima, saat Arema FC baru selesai melakoni laga away lawan Persik di Stadion Brawijaya Kediri, 17 September lalu. Dua minggu sebelum laga lawan Persebaya.
Ya begitulah, laga Arema FC vs Persebaya memang selalu menarik perhatian dan cukup menguras energi. Kami harus berpikir keras, menjaga ritme berita selama dua minggu. Maklum, berita lawan Persik saja belum kami selesaikan, sudah ada atensi lawan Persebaya. Hingga akhirnya tiba hari H pertandingan, Sabtu 1 Oktober 2022. Kick off 20.00 WIB.
Pada laga yang dipenuhi sekitar 42 ribu Aremania ini, rekor bagi Malang Posco Media dengan menurunkan enam orang personel untuk mengawal laga Singo Edan. Biasanya tiap laga home Arema FC, maksimal hanya tiga orang. Saya sendiri, wartawan Stenly Rehardson dan fotografer Muhammad Firman. Saya berada di tribun media, Stenly dan Firman turun di lapangan.
Beda saat laga Arema FC lawan Persebaya, ada tambahan tiga personel. Ada Ira Ravika dan Prasetyo Lanang, dua wartawan Malang Posco Media yang selama ini ngepos di Kabupaten Malang. Ira Ravika berada di tribun VVIP, dan Tyo kami tugaskan berada di luar stadion. Dia yang lebih banyak liputan kriminal, sengaja kami minta memantau kondisi keamanan.
Satu lagi adalah Septian, bagian dari tim digital yang berada di tribun media. Dia update melalui medsos Malang Posco Media, setiap momen yang terjadi. Khususnya gol demi gol yang tercipta. Hingga skor akhir 2-3 untuk kemenangan Persebaya. Laga usai, pemain Persebaya langsung masuk ruang ganti, sedangkan tim Arema berkumpul di tengah lapangan.
Hingga saat pemain membentuk lingkaran itu, saya belum membayangkan bakal ada tragedi memilukan yang memakan korban sedikitnya 131 nyawa. Ira pun koordinasi untuk mengetik satu berita hadirnya Wakil Bupati mendukung laga Arema FC. Dia sempat foto bareng dengan Wabup dan mengirimkan beritanya. Tyo di luar stadion pun tak ada laporan kejadian yang istimewa.
Firman dan Stenly masih ada di bawah, keduanya memang turun menggunakan rompi fotografer. Saya sendiri berada di tribun media, dengan membawa HP dalam posisi merekam. Ya, setiap laga Arema, menang atau kalah, saya sempatkan merekam kejadian di tengah lapangan. Tidak terkecuali usai kekalahan Arema FC atas Persebaya. Saya videokan, mulai tim Arema ada di tengah lapangan.
Setelah kumpul di tengah lapangan, tim Arema bergerak ke tribun timur, memberi tanda mohon maaf. Lalu muncul satu suporter melompati LED A-board di pinggir lapangan, memeluk pemain. Disusul beberapa supporter lainnya juga masuk. Lalu tim Arema kembali ke arah ruang ganti, saat supporter semakin banyak yang masuk lapangan. Dan selanjutnya, tragedi itu terjadi. (buari/bersambung)