MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Menjadi pemimpin harus fokus dan tegas dalam mengambil keputusan. Itu yang disampaikan Rektor ITN Malang Prof. Dr. Eng. Ir. Abraham Lomi, MSEE di sela acara Outbond bersama pejabat struktural kampus di Trawas Pasuruan, beberapa waktu yang lalu.
Ia mengatakan seorang pemimpin seringkali dihadapkan dengan beberapa pilihan untuk mengambil keputusan. Dan Tidak jarang harus mengalami dilema. Sehingga butuh fokus untuk menentukan pilihan yang tepat.
Keputusan pemimpin akan berpengaruh pada kebijakan yang akan dikeluarkannya menjadi sebuah aturan. “Kadang-kadang kita saat mengambil suatu keputusan itu maju mundur, sehingga yang menjalankan keputusan bingung. Akhirnya memberikan suatu penilaian yang tidak baik terhadap pimpinan,” katanya.
Karena itu, pria yang akrab disapa Prof Lomi ini mengatakan, dibutuhkan sebuah pelatihan agar calon pemimpin atau pemimpin itu fokus. Salah satunya dengan kegiatan outbond atau leadership. “Dengan adanya metode-metode seperti ini kita bisa merefresh kembali kepada tupoksi (tugas pokok dan fungsi). Sehingga nanti kita bisa menjalankan tugas dan bisa menyenangkan orang banyak,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, ITN Malang menggelar outbond selama dua hari yang diikuti sebanyak 70 pejabat struktural. Mulai dari rektorat, dekanat, UPT, dan biro di bawah naungan ITN Malang.
Dalam kesempatan tersebut rektor mengingatkan, bahwa kepemimpinan ada masanya, dan setiap masa ada pemimpinnya. Perlu adanya regenerasi sehingga ITN Malang bisa terus berkembang, dan eksis. Maka, dalam membangun institusi diperlukan tanggung jawab, serta bekerja secara maksimal.
Menurut Prof Lomi, saat ini ITN Malang cukup terkenal baik regional maupun nasional dengan berbagai prestasi mahasiswa, dosen, maupun institusi. Namun, perlu disadari bahwa saat ini merupakan era kompetisi. Sehingga dibutuhkan adanya perubahan untuk memberikan nilai positif.
“Kita perlu merefresh kembali dengan kegiatan pelatihan kepemimpinan melalui komitmen untuk menghimpun energi positif dalam membangun ITN Malang,” tegas rektor.
Bahkan, kedepannya rektor berharap pelatihan tidak hanya sebatas untuk pimpinan, tetapi juga untuk seluruh tenaga pendidik dan kependidikan (dosen dan staf). Sehingga semua elemen di ITN Malang memiliki pemahaman, dan komitmen yang sama terhadap arah dan perkembangan kampus.
“Kadang pimpinan kurang bisa menempatkan diri (posisi) dengan staf. Dulu sudah kita coba dengan coffee morning, kemudian pertemuan seluruh prodi di lingkup fakultas. Paling tidak setelah ini (pelatihan kepemimpinan) kita bisa membangun hubungan lebih baik lagi,” imbuhnya.
Pelatihan kepemimpinan ini juga diikuti oleh Ketua Yayasan P2PUTN (Perkumpulan Pengelola Pendidikan Umum dan Teknologi Nasional), Ir. Kartiko Ardi Widodo, MT. Di sela acara, Kartiko mengatakan, bahwa bentuk sinergi dan kemitraan salah satunya ketika seorang pimpinan tidak hanya bisa menyalahkan, namun juga harus bisa mengarahkan. Sementara bawahan berhak memberikan usulan. Apalagi saat ini institusi harus bekerja dan berlari mengikuti perkembangan jaman.
Sinergi semua elemen harus diperkuat. Mengingat kompetitor juga semakin berkembang. Belum lagi tantangan kebijakan merdeka belajar kampus merdeka yang menghendaki output alumninya sudah bisa bekerja pasca kelulusan.
“Untuk itu revolusi mindset harus dilakukan dengan mengubah pola pikir. Leadership dengan disiplin waktu. Kesimpulannya, ukuran dari kecerdasan kita adalah kemampuan untuk mau berubah,” terangnya. (imm)