spot_img
Tuesday, September 17, 2024
spot_img

Rektor ITSK RS. dr. Soepraoen Malang Raih Profesor Kehormatan Bidang Manajemen Pendidikan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Institut Teknologi Sains dan Kesehatan (ITSK) RS. dr. Soepraoen Malang mengalami kemajuan yang begitu signifikan. Sarana infrastrukturnya semakin megah. Dari awalnya yang menyewa gedung negara, kini sudah berdiri tiga kampus sendiri di lokasi yang berbeda, pun jumlah mahasiswanya. Setiap tahun jumlah mahasiswa baru selalu mengalami peningkatan.

Dari awalnya yang hanya tiga program studi, kini sudah memiliki 16 prodi. Bahkan tahun akademik 2024-2025 telah berdiri fakultas baru, yakni Fakultas Kedokteran Gigi (FKG). Perubahan terbesar dari yang awalnya bernama Politeknik Kesehatan menjadi Institut.

Kemajuan signifikan itu tentu tidak lepas dari sosok pemimpinnya. Kol. Ckm. (Purn). Arief Efendi, SMPh., SH.,(Adv.)., S.Kep., Ners, MM., M.Kes, selaku rektor telah merubah kampus ini menjadi kampus yang gagah, maju dan terpercaya. Arief telah membawa ITSK RS. dr. Soepraoen Malang menjadi kampus yang diperhitungkan. Baik di tingkat regional, provinsi bahkan di Indonesia.

Atas prestasinya yang luar biasa itu, gelar kehormatan diberikan kepadanya. Arief mendapat Gelar Profesor Kehormatan atau Honoris Causa (H.C) sebagai Guru Besar Bidang Manajemen Pendidikan. Gelar Kehormatan itu diberikan oleh Universal Institut of Professional Management (UIPM) Thailand.

“Alhamdulillah, ternyata kerja keras dan inovasi kami dalam memajukan kampus dan meningkatkan kualitas pendidikan dilihat dan dinilai oleh orang lain. Tentu jabatan guru besar kehormatan ini, menjadi sebuah penghargaan yang besar bagi saya khususnya dan bagi ITSK RS. dr. Soepraoen Malang,” kata Arief Efendi saat ditemui Malang Posco Media, Kamis (5/9).

Piagam penghargaan tersebut diberikan oleh Prof. Dr. Kanoksak Likitpriwan selaku President of UIPM Thailand, dan ditandatangani di Bangkok Thailand, 24 Agustus 2024 lalu.

Arief menerangkan, siapa pun boleh memberikan penilaian terhadap dirinya sebagai rektor atau pimpinan institusi, termasuk penilaian oleh pihak universitas dalam maupun luar negeri.

Kemajuan sebuah lembaga maupun institusi tidak lepas dari faktor manajemen. Pun kemajuan ITSK RS. dr. Soepraoen Malang. Manajemen yang bagus, rapih dan kuat telah membuat kampus ini semakin besar. Kemajuan terlihat di berbagai bidang.

“Rupanya pihak UIPM Thailand menilai perjalanan kampus ini sejak lama. Mereka mengerti betul track record kami. Baik kami sebagai rektor maupun institusi kampus. Sehingga kami pun ditawari menjadi Guru Besar Kehormatan di Bidang Manajemen Pendidikan,” katanya.

Arief mengungkapkan, ITSK RS. dr. Soepraoen Malang memiliki rencana strategis (Renstra). Dan Renstra itu tidak sekedar slogan. Bukan sekedar kata-kata. Tetapi betul-betul diwujudkan. Riil dan nyata. Civitas akademika maupun masyarakat, dapat melihat hasilnya.

Arief punya prinsip, Planning Do. Direncanakan dan dikerjakan. Konsep besar dan ide-ide hebat dituangkan dalam aplikasi nyata dan faktual. “Semua program riil dilaksanakan sesuai dengan Renstra yang sudah ditulis. Benar-benar kita laksanakan dengan nyata. Planning Do. Harus dikerjakan dan terjadi,” ungkapnya.

Selain, pencapaian prestasi memajukan sebuah perguruan tinggi, kesuksesan Arief juga dinilai dari track recordnya sebagai prajurit TNI. Hanya saja penilaian dari sesi militer ini tidak banyak porsinya. Arief pernah mengabdi sebagai sebagai Satgas Puskes TNI Tahun 1994 di Timor-Timor (sekarang Negara Timor Leste). Dia juga pernah bertugas menjadi Satgas Daerah Pam obyek vital dan Pam Perbatasan di Papua. “Penilaian itu dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Mereka meminta CV saya di bidang pendidikan dan militer,” tuturnya.

Pria asal Tuban ini merasa senang dengan penghargaan yang diraihnya. Pengukuhan sebagai Prof (HC) menjadi hadiah tersendiri baginya dan keluarganya. Apalagi sang istri, baru saja menyelesaikan proses pemasangan alat pacu jantung. Sehingga butuh refreshing dan rehabilitasi fisik maupun psikis. “Momentumnya sangat pas, ini sebagai bentuk penghargaan dan memotivasi kami sekeluarga,” kata dia.

Arief menegaskan, bahwa gelar atau jabatan hanyalah amanah. Tidak lebih penting dari aksi nyata. Maka gelar atau jabatan tidaklah bermakna kalau hanya dipamerkan. “Yang utama adalah kerja dan aksi nyata. Untuk mengembangkan pendidikan sehingga menghasilkan luaran yang unggul berdaya saing,” pungkasnya. (imm/adv/udi)

- Advertisement -spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img