spot_img
Saturday, July 27, 2024
spot_img

Rektor Universitas IBU: Konsep Perguruan Tinggi Dibikin Happy

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Bagi perguruan tinggi, kenyamanan bagi para mahasiswanya adalah hal yang harus dilakukan. Hal ini disampaikan  oleh Rektor Universitas Insan Budi Utomo (IBU)  Assoc. Prof. Dr. Nurcholis Sunuyeko ketika menerima kunjungan jajaran manajemen dan redaksi  Malang Posco Media di ruang kerjanya, Selasa (21/5).

Baginya dalam perguruan tinggi, setidaknya ada tiga hal yang harus diperhatikan.

- Advertisement -

“Perguruan tinggi mempola tiga hal. Pertama yakni diajari tentang benar dan salah. Jadi mahasiswanya harus diberi pembelajaran terkait itu. Seseorang yang ada di perguruan tinggi itu merupakan sosok intelektual yang tinggi, makanya harus berpikir logis,” terangnya.

Kemudian dilanjutkannya, yang kedua adalah diajarkan tentang baik dan buruk. Di perguruan tinggi, mahasiswa sebagai insan intelektual harus bisa membedakan mana hal yang baik dan mana hal yang buruk. Apalagi hal itu merupakan sesuatu yang nantinya akan terus digunakan dalam kehidupan bersosial di masyarakat.

“Makanya di Universitas IBU diajarkan tentang kebudiutamaan, diajarkan tentang agama. Agar mereka para mahasiswa ketika sudah dimasyarakat bisa membedakan mana benar mana salah, mana yang baik dan mana yang buruk,” ujarnya.

Serta yang ketiga adalah Estetika. Supaya diasah hatinya. Bagi perguruan tinggi, filosofi yang dipegang harus benar-benar matang. Pendidikan tinggi diajarkan bagaimana berpikir logis, berperilaku baik agar memiliki akhlak yang mulia.

“Diasah hatinya, rasanya, agar kalbunya tidak rusak. Mengasah estetika itu disesuaikan dengan usianya, bagi anak muda tentu tidak bisa dipaksakan seperti kami. Mereka ada treatment tersendiri. Jadi bagaimana perguruan tinggi membuat mahasiswanya senang dan nyaman,” ungkapnya.

Meskipun menduduki kursi tertinggi di Universitas IBU, ia tak pernah sungkan untuk bergaul dengan mahasiswa maupun masyarakat disekitar lingkungan kampus. Menurutnya semua harus dirangkul.

“Namanya jabatan itu tidak ada yang kekal. Kalau tiba-tiba langsung turun, siapa yang akan kita ajak bicara kalau bukan mereka yang ada disekitar kita. Makanya yang terpenting merangkul sekitarnya,” tandasnya.(adm/nug)

- Advertisement - Pengumuman
- Advertisement -spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img