HARI ini, Sekretaris Daerah Kabupaten Malang, DR. Ir. Wahyu Hidayat, MM dilantik sebagai Pj. Walikota Malang di Gedung Negara Grahadi, Surabaya. Siapa sangka, dalam meniti karirnya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), saat ini Aparatur Sipil Negara (ASN), ia harus rela meninggalkan jabatannya sebagai direktur.
Wahyu, begitu dia biasa disapa, mengaku memulai karir sebagai PNS tahun 1993. Memenuhi keinginan kedua orang tuanya yang berprofesi sebagai guru. “Tadinya saya tidak mau karena tahun itu, saya sudah bekerja dan punya jabatan sebagai Direktur Teknik PT. Eltecons Surabaya. Perusahaan konsultan bidang tata ruang,” tuturnya.
Terlebih fasilitas yang diperoleh juga sangat baik. Selain mendapat gaji besar, mendapatkan fasilitas rumah dan mobil. “Tetapi karena orang tua menginginkan saya menjadi PNS, saya lalu mendaftar di Provinsi Jatim. Ternyata lolos dan ditempatkan di Malang,” ungkap pria yang murah senyum itu.
Ternyata, di awal menjadi PNS, tidak seperti yang dibayangkannya. Sebagai pegawai baru, ia ditempatkan di Badan Kepegawaian Daerah (saat ini BPKSDM) Kabupaten Malang. Menjadi staf yang tugasnya membuat surat, sekaligus menjadi kurir. Mengantarkan surat ke dinas dan kecamatan dengan mengendarai motor.
“Kalau ditanya perasaan saya saat itu, tidak bisa dibayangkan. Pernah menjabat direktur di perusahaan dan memiliki anak buah. Namun saat menjadi pegawai CPNS di Pemkab Malang, malah menjadi staf. Disuruh-suruh pimpinan. Tetapi semua coba saya jalani dengan penuh semangat,” kenang alumnus SMA PPSP Malang ini.
Mantan Kepala Dinas Pengairan Kabupaten Malang itu mengaku tidak menganggap sebagai beban. Ia mencoba terus menikmati pekerjaannya karena dianggap bagian proses membentuk jati diri sebagai PNS. Dua tahun kemudian, atau tahun 1995, Wahyu pun diangkat menjadi PNS. “Saya akhirnya mengerti bagaimana lelahnya jadi staf,” ucap dia.
“Saya lakoni dari bawah. Kalau tidak dari bawah, maka kurang menjiwai. Di perusahaan konsultan juga demikian, memulai dari bawah,” ucap pria yang pernah menjadi Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (DPKPCK) Kabupaten Malang itu. Tiga bulan di BKD, Wahyu dipindah ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda).
Sesuai bidangnya, ditempatkan sebagai staf seksi tata ruang, bidang fisik serta prasarana. Meski staf, ia memiliki ruang sendiri untuk membuat perencanaan terkait tata ruang daerah. “Waktu itu printer di kantor masih printer biasa, mesin ketik juga manual. Saya mengenalkan printer laser untuk cetakan gambar tata ruang. Hasilnya diakui bagus,” bebernya.
Tahun 1998, karir suami Dra. Hj, Hanik Andriani itu mulai menanjak. Dipercaya sebagai Kasi Tata Ruang dan Tata Guna Bappeda. Setahun kemudian, menjabat sebagai Kasi Tata Ruang Dinas PU Cipta Karya. Tahun 2001, kembali dipercaya sebagai Kasi Perencanaan Tata Ruang Kota dan Pedesaan Disperkim.
Keuletan serta kepandaian yang dimiliki, membuat karier Wahyu semakin menanjak. Tahun 2005, ayah Nabilla Febrina Dersanala, SH, MKN ini menjabat Kepala Bidang Tata Ruang Disperkim. Tahun 2006, berpindah tugas menjadi Kabid Perencanaan Pembangunan Sarpras dan Lingkungan Hidup Bappeda.
Tahun 2008, Wahyu kemudian menjabat Kepala Kantor Perumahan. Kemudian tahun 2009, dipercaya sebagai Camat Tajinan. Karir di Pemkab Malang pun akhirnya semakin terlihat. Tahun 2013, jabatan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malang disandangnya. Dua tahun menjabat, dimutasi sebagai Kepala Dinas Pengairan Kabupaten Malang.
Baru tahun 2016, penyuka jam tangan eksentrik ini, menjabat Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (DPKPCK) Kabupaten Malang. “Setiap kali saya pindah tugas, selalu melakukan perubahan. Baik suasana kantor dan lainnya. Membuat kantor nyaman dan santai, namun bisa memacu semangat kerja karyawan,” bebernya.
Tepat 21 Juli 2020, Wahyu pun dilantik Bupati Malang, HM Sanusi menjadi Sekretaris Daerah Kabupaten Malang setelah beberapa saat ditunjuk sebagai Plt Sekretaris Daerah Kabupaten Malang. Dan hari ini, pria yang suka terlihat ‘mbois’ ini, dilantik sebagai Pj Walikota Malang. (ira/mar)