MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Pembangunan Puskesmas Bareng yang sudah direncanakan beberapa tahun lalu, bakal kembali tertunda. Hingga saat ini, Dinas Kesehatan Kota Malang belum mendapatkan lokasi baru yang akan dibangun Puskesmas tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Malang dr Husnul Muarif mengatakan keputusan lokasi lahan baru untuk pembangunan Puskesmas Bareng harus dipastikan lebih layak dan representative. Meski begitu keputusan lokasi yang tepat dikoordinasikan dengan pihak Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kota Malang.
“Kami masih menunggu untuk pandangan atau opsi lahannya di mana. Karena nanti ada di BKAD yang menentukan mana asetnya Pemkot Malang yang bisa digunakan untuk Puskesmas Bareng,” ungkap Husnul.
Pihaknya menjelaskan, untuk membangun Puskesmas Bareng dibutuhkan lahan dengan luasan sekitar 2.000 meter persegi sampai 2.500 meter persegi. Maka dari itu, pihaknya masih menunggu BKAD Kota Malang terkait penentuan lahan baru untuk Puskesmas Bareng.
“Kami masih menunggu lahan. Karena kalau lahannya sudah pasti, maka akan kita buatkan DED (detail engineering design)-nya. Kalau DED-nya sudah, akan kami lanjutkan pada lelang dan konstruksinya,” jelas Husnul.
Lebih lanjut, Husnul menegaskan bahwa dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran (TA) 2023, belum dialokasikan pengadaan lokasi lahan baru Puskesmas Bareng.
“Kalau di APBD belum dialokasikan. Jadi, kalau misalnya 2023 ini sudah ada lahan, maka di PAK (perubahan anggaran keuangan) nanti kita ada DED, nanti konstruksinya di 2024,” ungkapnya.
Sebelumnya tahun 2022 Pemerintah Kota (Pemkot) Malang sudah berencana merelokasi Puskesmas Bareng ke Jalan Srikaya, berdekatan dengan UPT Kebun Bibit Tanaman di Jalan Garbis dengan anggaran Rp 4,8 miliar. Namun, hingga masuk pada tahun 2023 ini, masih belum dapat dipastikan lahan mana yang akan digunakan untuk relokasi Puskesmas Bareng. Seperti diketahui, Puskemas Bareng yang ada saat ini berada di tengah perkampungan yang sulit dijangkau mobil ambulance. Sehingga perlu direlokasi di tempat yang representatif. Rencana relokasi sudah dilakukan sekitar lima tahun lalu. (ica/aim)