Malang Posco Media – Usia Chelsea Amelia baru 15 tahun. Ia produktif menulis. Puluhan puisinya telah dibukukan. Remaja yang masih duduk di bangku SMPN 1 Kota Batu ini segera meluncurkan buku lagi berisi cerpen.
Chelsea sudah gemar menulis puisi sejak SD. Berawal dari hobinya yang suka membaca, ia akhirnya belajar secara otodidak. Di antaranya belajar mencari dan menemukan diksi-diksi yang digunakan dalam puisi.
Diawali tahun 2016 lalu saat masih duduk dibangku kelas 4 SDN Beji 2 Kota Batu, dia mewakili sekolah mengikuti lomba dongeng. Lomba tersebut diselenggarakan Perpustakaan Umum Kota Batu. Hasilnya meraih juara tiga tingkat Kota Batu. Saat kelas 5 SD mengikuti lomba yang sama, ia berhasil meraih juara satu.
“Setelah itu guru pembimbing lomba dongeng di SD menyarankan saya ikut lomba puisi,” ucap gadis kelahiran 2 Januari 2007 ini.
Ia kemudian mewakili sekolahnya mengikuti lomba tentang puisi pada Februari 2016. Itu pertama kali Chelsea mengikuti lomba cipta puisi di Kecamatan Junrejo Kota Batu. Namun masih menyabet juara harapan. Tak menyerah, pada September 2017 kembali mengikuti lomba baca puisi di Jatim Park 2. Hasilnya menyabet juara dua. Sejak itu, dia semakin gemar menulis puisi.
Pengalaman yang sama seputar lomba juga terjadi saat sekarang duduk di bangku SMPN 1 Batu. November akhir tahun 2020 mengikuti lomba cerpen yang diselenggarakan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Batu. Dari lomba itu dia menyabet juara tiga.
Sejak Oktober lalu Chelsea intens dibimbing Guru Bahasa Inggris SMPN 1 Batu Nur Istining Rizky. “Hingga akhirnya Bu Ning (Nur Istining Rizky) paham kalau saya suka menulis dan mengumpulkan puisi sejak SD,” kata gadis asli Beji ini. Dari situ guru pembimbingnya meminta dua contoh puisi yang telah dibuat.
“Waktu saya kirim contoh puisi saya, Bu Ning kaget. Terus tanya berapa banyak puisi saya saat itu. Bu Ning menawarkan membukukan puisi-puisi saya,” katanya. Tak berselang lama, tawaran itu pun langsung diiyakan olehnya.
Menulis puisi butuh inspirasi. Chelsea mendapat inspirasi dari berbagai aspek. Namun yang paling mencuri perhatiannya yaitu mengenai kejadian sehari-hari.
“Dari sana kita tahu bahwa segala sesuatu akan bermuara. Dari yang datang akan pergi. Dari pagi menuju malam. Seperti itu kira-kira inspirasi saya,” ungkap siswi kelas 9 ini.
Proses pengumpulan puisi itupun dilakukan anak bungsu dari dua bersaudara ini dalam waktu yang tak terlalu lama. Terhitung sejak April hingga Juni 2021, ia getol menulis. “Pokoknya setiap hari itu minimal nulis empat sampai lima puisi,” ujar ketua Pramuka Putri SMPN 1 Batu ini.
Ia pun mampu mengumpulkan 90 lebih puisi yang dibukukan dalam antologi puisi berjudul Dialog. Diterbitkan pada Juli 2021. CV Beta Aksara merupakan penerbit pertama karyanya. Buku karya miliknya memiliki International Standard Book Number (ISBN).
Untuk diketahui, ISBN merupakan kode pengidentifikasian buku yang bersifat unik. Terdapat informasi tentang judul, penerbit dan kelompok penerbit tercakup dalam ISBN.
“Itu (buku) saya hibahkan ke sekolah dan Perpustakaan Kota Batu. Sisanya dibeli guru dan teman-teman,” jelas perempuan yang hobi membaca dan menulis ini.
Saat menghibahkan bukunya ke Perpustakaan Umum Kota Batu, buku itu diterima langsung Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Batu, Santi Restuningsasi. Santi pun langsung mengantar Chelsea ke rumah dinas Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko, pada 23 Agustus 2021.
Chelsea saat menulis puisi untuk dibukukukan tak menghadapi banyak kendala. “Kendalanya saat mencari inspirasi dan mood saja. Terkadang juga terkendala laptop karena hanya punya satu laptop bergantian dengan kakak yang sedang skripsi,” ucapya.
Selama berkarya Chelsea mendapatkan banyak dukukungan. Termasuk dukungan dari Kepala SMPN 1 Batu saat itu, Tatik Ismiati. “Responnya luar biasa. Beliau bilang akan didukung sampai kapanpun. Tapi tetap harus continue. Jangan berhenti di sini saja,” kenang Chelsea.
Di sisi lain, orang tuanya Rini Dwi Harsasi dan Sugiono tak mengetahui jika anaknya itu akan menerbitkan buku. “Waktu mau terbit bulan Juni mungkin. Itu saya baru bilang ke mama kalau mau cetak buku. Beliau juga kaget. Jadi kejutan buat beliau,” kata Chelsea terkekeh.
Apa yang diamanahkan oleh kepala sekolahnya saat ini ternyata dijalankan. Ia menetapkan target sebelum lulus SMP harus memiliki dua buku karyanya sendiri.
Saat ini, buku kedunya telah masuk penerbit Januari lalu. Berbeda dengan buku pertama, dalam buku kedua ini Chelsea menulis cerpen. Sejak bulan September 2021 lalu ia intens menulis cerpen dengan berbagai tema.
“Kalau cerpen menulisnya agak panjang dan butuh waktu lebih lama pula. Bisa memakan waktu tiga bulan lamanya,” ujarnya.
Dalam buku kedua yang berjudul ‘Pergi Untuk Kembali’ dia menulis sebanyak 20 cerpen. Saat ini dirinya sudah mendapatkan layout yang telah digarap penerbit. Kini tinggal naik cetak saja.
Kedepan ia ingin menjadi penulis profesional. Dia mantap menetapkan target saat duduk di bangku SMA nanti menulis novel. Kendati menekuni dunia menulis, dia bercita-cita menjadi seorang psikolog.
Mimpi itu menurutnya sejalan dengan apa yang dikerjakan. Menurutn Chelsea, menjadi seorang psikolog nanti bisa mengetahui tentang problem pasiennya untuk diselesaikan bersama-sama.
“Bisa jadi nanti healingnya saya arahkan untuk menulis. Karena bagi saya menulis adalah candu. Saya bisa menemukan diri saya dan menemukan ketenangan saat menulis,” pungkas Chelsea. (rania qonita/van)