DPRD Kota Batu
NEW MALANG POS, KOTA BATU – Guna menyiapkan kembalinya pedagang pasar dari tempat relokasi ke Pasar Induk Among Tani pada tahun 2023 mendatang, DPRD Kota Batu mulai menggodog Raperda Revitalisasi dan Tata Kelola Pasar Besar Kota Batu pada tahun ini. Serta DPRD Kota Batu juga merencanakan Raperda regulasi Management Pasar Induk Among Tani.
Hal itu di jelaskan oleh M. Saifudin Ketua Bapemperda DPRD Kota Batu. Ia memaparkan Raperda itu digodog agar nantinya para pedagang yang kembali ke Pasar Induk Among Tani tidak menimbulkan kericuhan dan keributan. Serta dibuatnya perda itu karena pihaknya belajar dari pengalaman sebelumnya saat pindahnya pedagang pasar besar ke relokasi yang menimbulkan polemik.
“Ini Perda juga insiatif dari pihak DPRD Kota Batu untuk mengantisipasi minimnya masalah saat nanti pindah ke pasar induk kembali. Kemarin kan kita tau sendiri saat pedagang pindah ke relokasi sudah molor berminggu-minggu. Nah maka dari itu, kami antisipasi hal tersebut dengan mengatur tata kelolanya agar tidak menimbulkan kemoloran juga,” bebernya.
Pihaknya yakin jika nanti saat waktunya tiba pedagang kembali ke pasar induk, pasti akan menimbulkan kemoloran dan keributan kembali. Terlebih dari segi tempat yang nanti jauh berbeda dengan yang dahulu, pasti ada beberapa pedagang yang mempermasalahkan hal itu.
“Selain itu, kami juga menggodog regulasi management Pasar Induk Among Tani agar tidak menimbulkan ambigu pengelolaan. Sehingga pengelolaan pasar induk nantinya berjalan dengan lancar karena adanya pengelolaan pasar yang jelas dan profesional,” imbuhnya.
Ia juga menjelaskan pasar induk itu nantinya boleh dikelola kembali oleh UPT pasar yang dulu. Namun jika UPT tidak bisa meneruskan, pihaknya bersedia untuk mencarikan pihak ke tiga untuk mengelola Pasar Induk Among Tani nantinya.
“Kedepan pengelolaan sampahnya pun bisa meniru Kota Solo dan Jogjakarta, dimana setiap pedagang bisa mengumpulkan masing-masing sampahnya lalu menjadi uang. Selain mendapat uang, pasar pun bisa tetap bersih dan rapi nantinya. Kita harus pikirkan bagaimana cara mengelola pasar itu agar managementnya bagus,” ujar Syaifudin.
Hal itu juga sejalan dengan yamg disampaikan Ketua DPRD Kota Batu, Asmadi bahwa dirinya menginginkan pembangunan pasar induk yang arah ramah lingkungan. Baik dari segi bangunan, sampah, dan managementnya. Karena menurutnya, Kota Batu merupakan Kota Wisata yang menjadi jujugan para wisatawan. (ran/eri)