MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Dinas Kesehatan Kota Malang ingin meningkatkan layanannya bagi kalangan penyandang disabilitas melalui inovasi Brexit (Braille E Ticket and Extraordinary Access for Visual Disabilities) yang telah berjalan sejak 2017 di Puskesmas Janti. Inovasi itu rencananya akan direplikasi di tiap fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) yang ada di Kota Malang.
” Brexit memang bisa dilakukan dan direplikasi di daerah lain. Karena memang pusatnya di RSBN (Rumah Sakit Bina Netra) di Janti, tapi tidak menutup kemungkinan di daerah lain itu juga ada penyandang disabilitas netra. Sehingga ini nanti akan kita replikasi, yang memang ada disabilitas netra ini,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, dr. Husnul Muarif kepada Malang Posco Media, Kamis (17/2) kemarin.
Oleh karenanya, ia pun kini mengaku tengah menyiapkan segala sesuatunya dalam rangka replikasi itu. Pihaknya masih dalam tahap pendataan para disabilitas di masing-masing daerah.
“Kami lihat datanya dulu. Berapa misalnya di wilayah Kedungkandang. Puskesmas A misalnya, di sana disabilitas atau kunjungan disabilitasnya berapa. Sehingga nanti bisa efektif untuk pelaksanaan Brexitnya itu,” kata Husnul.
Namun demikian, terkait kapan bisa dimulai replikasi Brexit, Husnul belum bisa memastikan. Yang jelas pihaknya terus berupaya menjalankan prosesnya terlebih dahulu.
Menurut Husnul layanan Brexit sendiri terbukti sudah berjalan efektif dan sangat membantu para disabilitas utamanya penyandang tunanetra. Mulai dari datang ke puskesmas hingga ketika meminum obat dirumah, para disabilitas bisa menjalankannya dengan mudah.
“Itu untuk memfasilitasi juga dan untuk mengurangi ketergantungan kepada pendamping. Selain itu juga supaya kemandirian daripada disabilitas ini sehingga bisa datang ke Puskesmas, masuk ke layanan, kemudian pulang dengan membawa Brexit itu aturan minum obat dengan membawa huruf braile. Sehingga sudah bisa dibaca sendiri,” bebernya. (ian/aim)
