.
spot_img
Saturday, October 26, 2024
spot_img

Resmi Bersertifikat AEO, Bentoel Group Ekspor ke Korsel

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Setelah melalui penilaian yang cukup panjang, mulai dari Juli 2022 hingga Desember 2023, akhirnya Bentoel Group berhasil mendapatkan sertifikat Authorized Economic Operator (AEO) yang merupakan fasilitas non fiskal atau kemudahan prosedur yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Hal itu untuk mendukung supply chain dari perusahaan.

Dengan didapatkannya sertifikat AEO, banyak keuntungan yang bisa didapatkan, seperti predikat Perusahaan berisiko rendah, pemeriksaan bahan impor dipermudah, penyederhanaan prosedur kepabean, prioritas layanan kepabeanan hingga layanan setiap hari setiap jam. Presiden Komisaris Bentoel Group Hendro Martowardojo mengungkapkan dengan diperolehnya sertifikat AEO tentu akan memberikan banyak kemudahan.

- Advertisement -

“Tentu yang diharapkan pasti lebih baik, ekspor ya bisa naik 20 sampai dengan 30 persen. Itu nomor satu. Namun AEO ini sangat luar biasa, seperti yang dicontohkan tadi kita kirim ke Korea Selatan, dua miliar batang kita kirim. Kami menargetkan bisa enam miliar batang, tiga kali lipatnya,” terangnya kepada wartawan.

Dilanjutnya, sertifikasi AEO menjadi langkah awal dan benar-benar membantu bagi Bentoel Group untuk bisa lebih menjelajah pasar ekspor. Namun hal tersebut sesuai dengan proses ya yang cukup rumit dan bahkan membutuhkan waktu hingga satu tahun.

“Bukan kami meninggalkan pasar Indonesia, namun demandnya disana lebih baik, itu saja. Karena untuk keluar ini bisa tiga kali lipat lebih dibandingkan pemasaran di Indonesia. Kami ada tiga negara dengan ekspor terbesar,” ucapnya.

Ketiga negara tersebut terdiri dari Australia, Malaysia dan terakhir akan berekspansi ke Jepang. Mereka mengirimkan 3 miliar batang ke Malaysia dan 2,8 miliar batang ke Australia dengan. Value selama satu tahun bisa mencapai Rp 1,3 triliun.

“Kalau untuk berapa devisa yang disumbang, tahun kemarin ada 150 Juta US Dollar dan jika digabung dengan cukai ada Rp 1,5 triliun jika di total ada Rp 300 triliun. Market pasar Indonesia tetapi akan kami lakukan, sementara untuk market luar juga tetap berjalan,” ucapnya.

Beberapa tantangan yang dihadapi salah satu ya terkait Mother Vessel yang biasanya berhenti di Jakarta atau Singapura. Ia berharap ada support pemerintah untuk dapat mendatangkan Mother Vessel tersebut ke Indonesia sehingga dapat lebih gampang dan leluasa.

Sementara itu perwakilan dari Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Timur II, Agus Sudarmadi, menjelaskan bahwa AEO merupakan sertifikasi yang berlaku juga di ranah international. Semacam ISO 2000 yang membahas terkait dengan safety andsecurt dari supply chain.

“Mengapa ini dibutuhkan, karena ada beberapa negara yang membutuhkan. Seperti Bentoel Ini kan mau ekspor. Dengan adanya AEO  rantai pasok mulai dari bahan baku sampai dengan yang lainnya,” ucapnya.

Dilanjutnya, mengapa penilaian dan pemberian. Sertifikasi dilakukan secara panjang karena memang semua di cek. Diantaranya seperti bahan baku harus memenuhi standar, safety security, transportasi, dokumentasi dan masih banyak kelengkapan lainnya yang harus disiapkan dengan benar. “Sertifikasi ini bukan hanya dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia tetapi memang di endorse juga oleh negara lainnya sehingga perlu keketatan saat penyeleksian pemberian sertifikasi. Selain itu IT juga memegang peranan penting jadi hanya sedikit saja yang bisa mendapatkan sertifikasi AEO ini, sekitar 0,06 persen saja” tandasnya. (adm/aim)

- Advertisement -
spot_img
spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img