MALANG POSCO MEDIA, MALANG– Kelompok Sadar Wisata Gubuk Klakah prihatin dengan kondisi rest area Gubuk Klakah. Itu karena rest area yang dikelola oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Malang ini kurang terawat. Banya tanaman yang kering, dan kurang tertata, menara pantau yang gentingnya bocor serta, gazebo dengan kayunya yang keropos.
Kondisi yang kurang terawat tersebut disampaikan langsung oleh Heri Siswoyo anggota Pokja Adat dan Budaya Kelompok Sadar Wisata Gubuk Klakah. Ditemui di area Lawang Sari Desa Gubuk Klakah, Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang, Heri mengaku prihatin dengan kondisi rest area ini.
“Kami sebagai anggota kelompok sadar wisata sangat prihatin dengan kondisi ini. Kami berharap pemerintah memberikan perhatian, dengan melakukan pembenahan,’’ katanya. Meskipun tidak ingat kapan rest area ini dibangun, namun Heri mengaku ingat perkembangan yang ada di tempat wisata ini.
“Kalau tidak salah dibangun sekitar tahun 2008 an. Namun tidak jalan, karena tidak banyak wisatawan yang melewati sini. Kemudian mangkrak,’’ tambahnya. Rest area Gubuk Klakah mulai hidup sekitar tahun 2014. Setelah Lembaga Desa Wisata Gubuk Klakah dibentuk. Mereka anggota lembaga Desa Wisata Gubuk Klakah mulai melakukan penataan area.
Selanjutnya juga kerap menggelar kegiatan seni budaya. “Memang tidak langsung banyak wisatawannya. Tapi dengan event-event budaya yang kami gelar, tempat ini sedikit demi sedikit mulai dikenal,’’ ungkapnya. Saat itulah Pemkab Malang pun kembali hadir. Mereka menggelontorkan anggaran untuk pembangunan rest area Gubuk Klakah.
“Dari anggaran yang digelontorkan itu salah satunya untuk membangun panggung kesenian, gazebo, lampu taman dan lainnya,” terang Heri. Namun saat ini kondisinya mengalami penurunan, lantaran kurang perawatan. Banyak gazebo yang dibangun kondisinya sudah memprihatinkan, lantaran kayunya keropos. Selain itu juga lampu-lampu taman juga banyak yang mati.
“Di rest area itu ada menara pantau. Dimana di atas situ kita bisa melihat pemandangan di bawah sangat indah. Tapi kondisinya saat ini memprihatinkan, banyak genting yang pecah, sehingga menara pantau ini bocor saat hujan,’’ katanya. Selain itu kondisi lantainya juga penuh debu, dan catnya juga sudah banyak mengelupas.
Bukan itu saja, panggung kesenian tempat ini kondisinya juga memprihatinkan. Catnya kusam, lantainya banyak yang berlubang. Menurut Heri, sejatinya kelompok sadar wisata sendiri sudah berusaha untuk membersihkan, dan melakukan perbaikan. Namun demikian, karena biaya untuk perbaikan cukup mahal sehingga Pokadrwis pun memilih menunggu perhatian pemerintah. (ira/mar)