Malang Posco Media – Rencana revitalisasi pasar tua di Kabupaten Malang kembali tertunda. Refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 jadi penyebabnya. Pemkab Malang akan mengevaluasi lagi rencana revitalisasi pasar, yang sebelumnya sudah diusulkan ke Pemerintah Pusat.
Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Malang Agung Purwanto menjelaskan bahwa revitalisasi pasar tidak bisa dilakukan tahun ini. Ada 12 pasar tua yang sebelumnya masuk dalam rencana revitalisasi. Kondisi semua pasar ini, bangunannya sudah tua dan memperihatinkan.
“Masih tertunda (revitalisasi pasar, red) karena adanya refocusing anggaran. Nanti akan dievaluasi ulang rencana tersebut,” ujar Agung Purwanto.
Ia mengatakan bahwa sejumlah pasar kondisinya memperihatinkan karena termakan usia. Beberapa diantaranya dibangun pada tahun 80-an. Bahkan ada juga yang dibangun sekitar tahun 1960. Namun karena dampak pandemi Covid-19 yang belum berakhir, membuat revitalisasi sulit terwujud karena anggaran terkena refocusing.
Dengan keterbatasan anggaran yang ada, Agung menyebut saat ini hanya ada beberapa kegiatan pemeliharaan saja. Untuk perbaikan total masih akan dievaluasi lagi. “Kalau kepastian revitalisasi kita tidak berani ngomong. Karena dampak refocusing, jadi yang bakal bisa dilakukan pemeliharaan kecil-kecil saja,” terang pria yang menjabat definitif sebagai Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Malang. Agung berharap penanganan Covid-19 bisa ditekan secara maksimal. Sehingga rencana perbaikan pasar bisa dimulai.
Di sisi lain, rehabilitasi pasar terdampak musibah seperti di Pasar Bululawang diambilkan dari skema CSR dengan sistem gotong-royong. Namun Pemkab menyatakan skema tersebut tidak bisa berlaku bagi revitalisasi total pasar tua. Hanya untuk pasar yang terdampak musibah seperti kebakaran.
Terpisah, Sekretaris Daerah Kabupaten Malang Wahyu Hidayat menyampaikan rencana revitalisasi pasar dipastikan belum bisa dilakukan tahun 2022 ini. Ia menjelaskan, anggaran yang diambil merupakan APBD dan APBN melalui Kementerian Perdagangan.
“Untuk revitalisasi bukan dari APBD saja tetapi sharing juga APBN, ada dua belas yang sudah kita ajukan tetapi dengan pandemi Covid-19 naik, ada refocusing, jadi kita akan evaluasi,” ungkap Wahyu.
Ia menuturkan, dalam rencana yang telah diusulkan, pasar-pasar yang membutuhkan revitalisasi memakan anggaran maksimal Rp 15 miliar setiap pasar. Mantan Camat Tajinan itu menyebut, jumlah anggaran yang diusulkan akan dievaluasi dan verifikasi berdasarkan kondisi lapangan.(tyo/agp)